BOGOR, CEKLISSATU- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini tunjukan  Inovasi penyandang disabilitas ke Delegasi Negara High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIGM -FRPD)  di Sentra Terpadu Inten Soeweno, Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

Para delegasi yang tergabung dalam United Nation Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) itu hadir pada hari terakhir Pertemuan Dasawarsa Penyandang Disabilitas Asia Pasifik 2013-2022, dan Indonesia lah yang menjadi tuan rumah pertemuan yang berlangsung 19-21 Oktober 2022 tersebut.


Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengatakan, inovasi ini adalah langkah Kemensos untuk memberikan penunjang yang maksimal kepada para penyandang disabilitas. 

Baca Juga : Dilarang Beri Resep Obat Sirup, Wali Kota Bogor Bakal Awasi Rumah Sakit


"Sangat bangga dengan hasil karya yang dihasilkan para penyandang disabilitas, bagaimana tidak, hasil yang dipamerkan pun sangat luar biasa, mulai dari lukisan, ukiran, batik, keset, daur ulang kertas dan banyak lagi,"katanya.


Selain itu, terdapat lima inovasi unggulan yang dihasilkan dan diperuntukkan bagi para difabel, seperti tongkat penuntun adaptif kartini dengan sensor, sensor ketinggian air, kursi roda multiguna, sepeda motor disabilitas, hingga Difabel Siaga Bencana (Difagana). 


"Kami menunujukkan beberapa kasus yang ada di Indonesia mulai dari peralatan, hasil dari rehabilitasi kami, terapi kami, saya bangga kepada saudara2 yang difabel, mereka pantang menyerah dengan segala keterbatasannya dan mereka bisa berkarya," katanya.


Mantan Wali Kota Surabaya ini mengungkapkan, apa yang dibutuhkan para difabel adalah alat bantu dan bagaimana untuk keberlangsungan hidup selanjutnya.


Risma mengatakan, para penyandang disabilitas ini tidak bisa terus menerus bergantung dengan orang lain, dalam kata lain harus mandiri.


Setelah itu, ialah pemberdayaan, di mana dengan alat yang mampu menunjang aktifitasnya dapat menghasilkan pendapatan bagi dirinya sendiri.


"Dua pendekatang yang dipakai, teknologi yang dipakai dan enterpreneurship, keduanya akan diketemukan, kami mencoba membantu bagaimana saudara-saudara kita yang difabel untuk bisa mandiri, secara ekonomi maupun aktifitas sehari-hari," katanya.


Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat tidak menganggap penyandang disabilitas dengan sebelah mata.


Risma menambahkan, saat ini alat-alat penunjang kebutuhan difabel sedang dalam tahap pengajuan hak paten.


"Kalau mereka kita bekali, mereka bisa mandiri kok, yang ngerakit itu semua anak-anak difabel, kami sedang mempersiapkan patennya,"katanya.