JAKARTA, CEKLISSATU - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan adanya faktor ulah panitia dalam Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu 1 Oktober 2022.

Menurutnya panitia mengabaikan usulan aparat terkait sejumlah hal teknis pertandingan.

"Tapi, usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu 2 September 2022.

Usul-usul itu antara lain, waktu pertandingan yang diminta dilaksanakan sore hari. Bukan malam hari. Kemudian, terkait jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga : Buntut Kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Liga 1 Dihentikan Selama Sepekan

"Pertandingan tetap dilangsungkan malam hari dan tiket yang dicetak jumlahnya 42 ribu dari kapasitas stadion, yakni 38 ribu orang," imbuh Mahfud.

Ia menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari waktu ke waktu dan akan terus diperbaiki.

"Tetapi, olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba," tutur Mahfud.

Diketahui, setidaknya 127 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu malam. Dua di antara korban meninggal dunia adalah personel kepolisian.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Nico dalam jumpa pers, Sabtu 1 Oktober 2022.

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.