JAKARTA, CEKLISSATU - Sebagai langkah mitigasi terkait kasus ditariknya produk Mie Sedaap di beberapa negara, pemerintah segera memperkuat Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF) working group.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika menegaskan, pemerintah akan memperkuat iNRASFF working group dari para pemangku kepentingan.

Adapun yang dimaksud perwakilan stakeholders itu misalnya dari BPOM (selaku National Contact Point), Kemenperin, Kementerian Perdagagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Keuangan.

Baca Juga : Pamerkan Strategi Komunikasi Baru, BPJS Ketenagakerjaan Optimis Capai 70 Juta Peserta Aktif

"INRASFF merupakan sistem komunikasi yang cepat untuk menindaklanjuti notifikasi terhadap permasalahan produk ekspor maupun impor," ungkapnya.

Di samping itu, lanjut Putu, perlu dikembangkan metode pengujian residu Etilen Oksida pada produk pangan. Saat ini, di Indonesia, pengujian residu tersebut baru bisa dilakukan oleh laboratorium BPOM.

Namun selama ini, pihaknya pun menjelaskan, bahwa setiap produk makanan dan minuman yang dihasilkan oleh industri di dalam negeri, sudah mengikuti standar pangan yang berlaku di Indonesia.

Sedangkan produk yang telah menembus pasar ekspor, produk itu juga sudah mengikuti sesuai standar negara tujuan ekspor tersebut.

Sebagai informasi, beberapa bulan ini produk Mie Sedaap ramai ditarik oleh Taiwan, Hong Kong, dan Singapura. Ketiga negara itu menemukan kandungan residu pestisida di sejumlah produk.