JAKARTA, CEKLISSATU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 3.350 bencana terjadi di wilayah Indonesia sepanjang Januari hingga Desember 2022.

Angka itu berdasarkan catatan pada rentang waktu 1 Januari hingga 12 Desember 2022. Meliputi 1.436 peristiwa, cuaca ekstrem 999, tanah longsor 612; kebakaran hutan dan lahan 250, gempa bumi sebanyak 26, gelombang tinggi, pasang, dan abrasi 22, serta erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.

Ribuan bencana itu mengakibatkan sebanyak 5.143.027 warga terdampak, menderita, dan mengungsi. Sebanyak 8.703 tercatat mengalami luka-luka.

Selain itu, bencana alam turut mengakibatkan kerusakan total 92.957 bangunan. Terdiri dari 19.661 kategori rusak berat, 22.699 rusak sedang, dan 50.597 rusak ringan. 

Baca Juga : 8 Rumah dan 1 Balai Rusak Kena Guncangan Gempa di Bali

Lalu, 1.757 unit fasilitas rusak. Meliputi 1.056 fasilitas pendidikan, 607 fasilitas peribadatan, dan 94 fasilitas kesehatan.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi mengatakan, pihaknya kini terus melakukan upaya mitigasi, menimbang potensi bencana yang ada di hampir setiap wilayah di Tanah Air.

Mitigasi itu mencakup upaya koordinasi lintas lembaga, macam BMKG. "Kami selalu melihat ramalan cuaca dari BMKG. Saat cuaca ekstrem apa yang harus disiapkan," kata Prasinta, Selasa 13 Desember 2022.

Upaya lain adalah terus mengedukasi masyarakat yang memang berdampingan atau tinggal di daerah rawan bencana. Semisal, Gunung Semeru.

 Baca Juga : Bali Diguncang Gempa Beruntun, Terbesar Magnitudo 5,2

"Pembelajaran yang sudah terjadi erupsi kedua (Gunung Semeru) tidak ada korban. Yang dilakukan sejauh ini mendampingi masyarakat sehingga bisa memahami tanda-tanda alam," paparnya.

BNBP, kata Prasinta, juga turut ambil bagian dalam upaya restorasi. Seperti daerah Cianjur yang belum lama ini terdampak gempa bumi. 

Prasinta mengatakan BNPB di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi terus bekerja sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

"Upaya pembangunan huntap sudah dilakukan. Ini berproses. Presiden sudah beberapa kali datang untuk memberikan bantuan. Ini jadi perhatian utama mempercepat pemulihan,” ungkapnya.

Prasinta mengemukakan Indonesia yang dikelilingi potensi bencana membuat masyarakat harus siap hidup berdampingan dengan bencana. Harapannya, masyarakat di mana pun bisa mengenali dan memahami ancaman dan pertanda kapan terjadi bencana.

"Kami mengupayakan masyarakat paham pada tanda-tanda yang dibangun. Kemudian juga ditindaklanjuti dengan infrastruktur, seperti sekolah tangguh bencana, pasar tangguh bencana, perkantoran tangguh bencana," pungkasnya.