ACEH, CEKLISSATU- Koleksi buku di pustaka Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh terus bertambah. Salah satunya,Adnan NS wartawan senior Aceh menyerahkan sejumlah buku yang telah ditulisnya tersebut. 

Penyerahan buku ini langsung diterima Ketua PWI Aceh M.Nasir Nurdin didampingi Sekretaris PWInya Zairin di Ruang depan Tower Pers Aceh Simpang Limong, Banda Aceh.


Adnan NS yang juga mantan Ketua PWI Aceh periode 2000-2005 menitipkan buku-buku tentang pers ini agar menjadi referensi para wartawan melinial yang muda-muda ini.


"Tidak ada artinya buku-buku ini kalau terus Saya simpan sebagai koleksi pribadi.Penyerahan sengaja Saya lakukan supaya berdaya guna bagi generasi mendatang", tuturnya.


Penyerahan buku yang sama kedua kalinya ini sengaja diserahkan secara resmi dan dipublikasi, komunitas pers semua tahu, bahwa ada buku yang ditulisnya itu di Tower Pers ini, katanya.


Menurut Dosen Senior Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Iskandar Muda-muda(UNIDA) Aceh, ini  kecewa dengan raibnya sejumlah koleksi dan dokumentasi penuh histori di kantor pada periode sebelumnya.


Selain menyerahkan untuk buku untuk koleksi PWI, secara khusus juga menyerahkan juga diberikan kepada seniornya M.Nasir Nurdin secara pribadi.
Buku khusus ini berjudul Pers Aceh Dalam Lintasa Sejarah.


Buku ini mengungkapkan histori pers Aceh dari zaman baulagh, pers tempo doeloe, era orde baru, era reformasi, pers era  konfik hingga tsunami.


Buku setebal 225 halaman dengan editornya uniornya Murizal  Hamzah memaparkan asal usul surat tertua dan wartawan korban komplik serta prestasi wartawan hingga wartawan beralih dan menjelajah  profesi dalam jejaring legislatif,  wartawan jejaring eksekutif dan wartawan jejaring akademis.


Katanya, fokus kupasan buku ini masih sebatas media cetak berupa surat kabar harian, mingguan,  majalah bulanan dan kantor berita serta media elektronik berupa radio dan televisi, mantan Kepala Perwakilan Harian Waspada Aceh.


Atas pertanyaan wartawan, Senator Indonesia Perintis asal Aceh ini, mengungkapkan, sangat berhasrat menerbitkan buku cetakan kedua yang akan mengkobinasikan oers era cetak manual, ke sistim offset, percetakan jarah jauh dengan  pers era digitalisasi sekarang ini.


Kendalanya menurut Adnan, hanya faktor peng/fulus atau belum ada sponsor.


Adnan NS yang menyebut dirinya Mat Kodak(juru potret)ini menyebutnya,  wartawan dulu harus pandai mencatat dengan tulisan steno.Ingin maju wartawan  sering membuat dan menyimpan kliping koran serta gemar membaca berita seniornya sebagai panutan.Tidak syur membaca sendiri yang berselemak piak dan menonton. Wartawan kadang belajar secara otodidak atau belajar jarak jauh dari berita hasil editing para redaktur atau korektornya, pungkah Tjoe Lem panggilan keluarga atau orang kampungnya.


Ketua PWI Aceh periode 2021-2026 ini menyambut gembira atas penyerahan buku tentang pers ini untuk dijadikan tambahan buku koleksi PWI Aceh.Usai penyerahan  buku ini, Nasir langsung memerintahkan sang Sekretarisnya Muhammad Zeirin, untuk mencatat hari dan tanggal penyerahannya untuk didokumentasikan.


Redaksi