JAKARTA, CEKLISSATU – Menghadapi tantangan masyarakat  Indonesia di tengah perkembangan teknologi komunikasi dan globalisasi membuat semua semua proses yang menyatukan penduduk dunia menjadi satu masyarakat dunia yang tunggal. Di dalamnya ada interaksi yang intens secara global yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi.

Hal itu membuat perlu adanya kesadaran bagi masyarakat bahwa dunia digital tidak berbeda dengan dunia nyata, maka kemudian perlu adanya dorongan dari seluruh elemen untuk saling menjaga dan mengingatkan terkait dengan etika. 

Peneliti dan dosen ilmu politik Universitas Bakrie, Yudha Kurniawan mengatakan, globalisasi  adalah semua proses yang menyatukan penduduk dunia menjadi satu masyarakat dunia yang tunggal.

Baca Juga : Jadi Kasatgas Investasi, Luhut Tinjau Proyek IKN

Di dalamnya ada Interaksi yang intens secara global yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi. Ini merupakan tanggungjawab bersama untuk membangun nilai Pancasila di ruang digital

“Perlu adanya kesadaran bagi masyarakat bahwa dunia digital tidak berbeda dengan dunia nyata, maka kemudian perlu adanya dorongan dari seluruh elemen untuk saling menjaga dan mengingatkan terkait dengan etika,” kata Yudha dalam webinar literasi digital bertema Membangun Nilai Pancasila di Ruang Digital, Jumat 19 Mei 2023.

Menurutnya, digitalisasi memiliki dampak yang besar bagi masyarakat. Ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia di era globalisasi dan tidak terbatasnya ruang digital

Ia menyebutkan bahwa akan adanya Potensi memudarnya jati diri Ke Indonesiaan. Kemudian, Eksklusivisme dan politik identitas serta munculnya ideologi alternatif: Radikalisme, Komunisme, konsumerisme. 

“Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat ‘Membumikan Pancasila’ pada semua lini pendidikan secara berkesinambungan. Serta Memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika dalam proses pembumian Pancasila serta dapat Mengakselerasi Pilar-pilar Literasi Digital terutama Budaya Digital,” imbuh dia.

Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI, Dr H Hasanuddin mengimbau masyarakat untuk menjaga sikap dan etika dalam menggunakan ruang-ruang digital.

“Seorang pendidik harus memiliki kemampuan yang lebih dari yang di didik terutama dalam pengelolaan ruang digital. Pendidik di dorong untuk bisa menciptakan ruang nyaman dan mengarahkan pada khalayak tentang ruang digital yang sesungguhnya,” katanya.

Terakhir Dirjen Aplikasi dan Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat ini semakin mempertegas era disrupsi teknologi.

Untuk mengahadapi hal tersebut, semua pihak harus mempercepat kerjasama dalam mewujudkan agenda trasformasi digital Indonesia.

“Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi,” tutup dia.