JAKARTA, CEKLISSATU – Penyebaran hoaks di era digital saat ini sangat cepat, dan diperlukan eksistensi kau milenial untuk menangkalnya.

Hoaks, sebenarnya telah ada bahkan sejak zaman internet belum ada.

Sebelum zaman internet, hoaks bahkan lebih berbahaya, karena sulit untuk diverifikasi.

“Selain dengan pendekatan hukum, mengatasi hoaks memerlukan pendekatan yang lebih preventif. Misalnya, memasukkan literasi digital dalam dunia pendidikan,” ujar Kaprogdi Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta, Restu Rahmawati dalam webinar literasi digital dengan tema Eksistensi Milenial dalam Menangkal Hoaka, Sabtu 27 Mei 2023.

Baca Juga : Tiga Dosen FISIPKOM Unida Edukasi Pemilih Pemula untuk Tangkal Hoaks Pemilu

Semetara itu Station Manager Thomson News Radio Bali, Patrick Jonathans menjelaskan, hoaks adalah informasi yang sengaja dibuat atau disebarkan dengan maksud menyesatkan dan menipu orang lain.

Dalam era digital, hoaks dapat dengan cepat menyebar melalui media sosial (medsos) dan platform online lainnya.

Hoaks memiliki dampak negatif, seperti memicu konflik, merusak reputasi, dan menyebabkan ketidakpercayaan pada informasi.

Milenial berada dalam risiko tinggi menjadi korban hoaks karena intensitas penggunaan medsos yang tinggi.

Selain itu, perilaku konsumsi medsos yang kurang kritis dan mudah mempercayai informasi yang belum diverifikasi.

“Tingkat literasi digital yang rendah dikalangan milenial. Maka dari itu literasi bagi kalangan milenial perlu ditingkatkan,” ujar Patrick.

Selanjutnya, Anggota Komisi I DPR RI, Mukhlis Basri mengatakan, sangat penting dalam menjaga eksistensi diri di ruang digital baik itu dari masyarakatnya sendiri maupun dari negara.

Generasi milenial juga sangat penting untuk menangkal hoaks. Kaum milenial memegang peranan penting dalam menghadapi tantangan teknologi digital.

“Sebagai pengguna aktif, mereka berinteraksi dengan berbagai konten, media digital,” katanya.

Terakhir, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat ini semakin mempertegas era disrupsi teknologi.

Untuk mengahadapi hal tersebut, semua pihak harus mempercepat kerjasama dalam mewujudkan agenda trasformasi digital Indonesia.

“Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi,” tutup dia.