JAKARTA, CEKLISSATU – Untuk menumbukan pemahaman masyarakat digital yang berbudaya dapat dilakukan dengan meningkatkan literasi digital.

Untuk itu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama DPR mengadakan seminar dengan tema ‘Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia’ yang dilakukan pada Senin 20  Februari 2023.

Masyarakat digital (masyarakat jejaring) adalah masyarakat yang elemen di dalamnya terhubung melalui jaringan teknologi informasi dan komunikasi sehingga memengaruhi pola interaksi yang terjadi.

“Dengan adanya masyarakat digital di era sekarang seharusnya kita memanfaatkan perkembangan teknologi untuk membawa kehidupan yang lebih maju dan bermoral, bukan menjadikan diri kita dimanfaatkan oleh perkembangan teknologi tersebut,” ucap anggota Komisi I DPR, Krisantus Kurniawan saat menjadi pembiacara dalam seminar yang dilakukan secara online tersebut.

Baca Juga : Peran Duta Baca dalam Rendahnya Literasi di Era Digital

Sementara itu, Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, sebagaimana yang telah diketahui bersama, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara kita beraktivitas dan bekerja. Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi.

“Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi,” ucap Semuel.

Menurut Semuel, kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia.

Direktur Utama PT. Ruang Ide Komunikasi, Iwan Setiawan menyebut, bahwa perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat. Pada era digital seperti ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar kebutuhan manusia. “Teknologi telah dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah melakukan tugas dan pekerjaan. Peran penting teknologi inilah yang membawa peradaban manusia memasuki era digital,” ucap Iwan.

Dia menyebut bahwa era digital telah membawa berbagai perubahan yang baik sebagai dampak positif yang bisa gunakan sebaik-baiknya. Namun dalam waktu yang bersamaan, era digital juga membawa banyak dampak negatif, sehingga menjadi tantangan baru dalam kehidupan manusia di era digital ini.

“Tantangan pada era digital telah pula masuk ke dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan teknologi informasi itu sendiri,” ujar dia.

Sementara itu, Dosen Prodi Komunikasi Digital & Media SV IPB University, Willy Bachtiar mengatakan, bahwa karena COVID-19 mengakibatkan adanya pergeseran pola pikir, pola sikap dan pola tindakan masyarakat dalam akses dan distribusi informasi. Masyarakat saat ini dapat dikatakan sebagai amsyarakat digital.

“Sebelum masyarakat tumbuh menjadi masyarakat digital diperlukan pengetahuan terkait 4 pilar literasi digital,” ucap Willy.

“4 pilar literasi digital ini adalah digital skill (kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK), digital culture (kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari), digital ethics (kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, memeprtimbangkan dan mengembangkan tata Kelola etika digital), digital safety (kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari),” jelas Willy.

Semoga selanjutnya masyarakat dapat menerapkan 4 pilar literasi digital, untuk mewujudkan masyarakat digital yang berbudaya.