BOLIVIA, CEKLISSATU - Seorang guru perempuan di SMA Juana Azurduy de Padilla di Kota Minero, Bolivia, meminta para siswa membawa kondom ke sekolah yang sudah diisi sperma masing-masing.

Para orangtua siswa pun mengecam guru bidang studi pendidikan seks itu ke otoritas kota. 

Bukan hanya itu para orangtua juga mempertanyakan adanya pelajaran pendidikan seks di sekolah, yang salah satu bahasannya mengulas alat reproduksi laki-laki.

Sang guru, Maria Ines Peredowho, langsung meminta maaf setelah tugasnya kepada para siswa memicu kecaman. Dia menjelaskan ada kesalahpahaman, tak mewajibkan para siswa melakukan tugas itu. 

“Saya seorang ibu dari empat anak dan saya bukan orang cabul,” kata Maria, kepada surat kabar Duty, Rabu 24 Agustus 2022.

Menurut Maria, dia ingin mengajarkan kepada para siswa berapa lama sperma bisa hidup di tempat atau lingkungan yang lembab.

"Itu adalah tujuan saya sebagai guru dan bukan seperti yang dikatakan beberapa media, untuk menyesatkan siswa dan membuat mereka masturbasi kemudian membawanya di dalam toples, sama sekali bukan niat saya," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, pelajarannya itu juga bertujuan memperingatkan para siswi untuk menghindari sperma untuk mencegah kehamilan.

Namun, tidak semua orang suka dengan caranya. Orangtua siswa mengecam guru yang dikirim dari Kementerian Publik itu dengan menuduhnya melakukan pelanggaran terhadap anak di bawah umur.

Kepala Dinas Pendidikan setempat Edwin Huayllani mengatakan Maria telah diberhentikan sementara untuk menjalani pemeriksaan.

 Carlos Oporto, direktur Pasukan Khusus Santa Cruz untuk Perlawanan Kekerasan, mengatakan sedang mempelajari kondisi psikologis para siswa. Nasib Maria akan ditentukan dari hasil pemeriksaan terhadap pada siswa.

"Bergantung pada hasil, mereka akan memutuskan apakah kami akan mengambil tindakan," ujarnya.