BALTIMORE, CEKLISSATUDitabrak kapal kargo berbendera Singapura, jembatan di Kota Baltimore, Amerika Serikat (AS) ambruk. Diketahui, kapal tersebut hendak menuju Sri Lanka.

Kejadian tersebut terjadi pada pukul 01.30 waktu setempat. Kapal tersebut menabrak jembatan Francis Scott Key di Baltimore.

Dalam video yang beredar, hanya dalam hitungan detik hampir seluruh jembatan itu runtuh. Banyak kendaraan dan orang-orang tercebur ke dalam air sedalam sekitar 15 meter, menurut para pejabat.

Kapal kargo itu terlihat gelap dan diduga terjadi pemadaman listrik. Saat itu pejabat setempat mengatakan bahwa pihaknya melakukan pencarian terhadap tujuh orang. 

Baca Juga : Borneo Hornbills Datangkan Pelatih Asal Amerika Serikat Gantikan Tondi Raja Syailendra

Operasi pencarian dan penyelamatan melibatkan penyelam, kapal, pesawat terbang, serta peralatan sonar dan inframerah canggih.

Kabar yang beredar, dua orang telah ditarik dari air. Satu orang tidak terluka, namun seorang lainnya terluka parah dan telah dilarikan ke rumah sakit.

Kepala pemadam kebakaran Baltimore, James Wallace menyebutkan, sonar telah menemukan kendaraan yang terendam air, namun dia tidak dapat menyebutkan berapa jumlahnya. 

Sementara, manajer kapal Dali, Synergy Marine Group, mengatakan tidak ada awak kapal yang terluka.

Dalam rekaman CCTV, menunjukkan kapal menjadi gelap dua kali dalam beberapa menit sebelumnya. Hal itu mengindikasikan adanya pemadaman listrik di kapal.

Synergy Marine Group mengatakan, penyebabnya belum dapat ditentukan. 

Beberapa ahli berpendapat bahwa struktur pendukung utama jembatan mungkin tidak terlindungi dengan baik untuk menahan tabrakan kapal sebesar itu.

"Momentum signifikan dari kapal kargo besar ini, terutama ketika memuat muatan, akan berdampak besar," ucap Profesor Toby Mottram, seorang insinyur struktur di Universitas Warwick.

"Jelas bahwa dermaga tidak dapat menahan dampak energi. Tingkat kerusakan pada superstruktur jembatan tampaknya tidak proporsional dengan penyebabnya, dan ini merupakan masalah penyelidikan di masa depan".