New Delhi, CEKLISSATU - Gelombang panas terjadi di beberapa bagian ibu kota, Delhi, India. Suhu udara di daerah tersebut kini mencapai rekor tertinggi yakni 49,2C (120,5F).

Dilansir BBC pada Senin 16 Mei 2022, pejabat di beberapa bagian negara India telah meminta masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan karena suhu akan tetap tinggi.

Mereka memperingatkan panas dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi yang rentan, termasuk bayi, orang tua dan orang-orang dengan penyakit kronis.

Menurut departemen cuaca India negara bagian Himachal Pradesh, Haryana, Uttarakhand, Punjab, dan Bihar mengalami kenaikan suhu ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Suhu udara kemungkinan akan turun 2-4C di beberapa daerah dan kemungkinan diperkirakan tidak ada jeda dari panas yang hebat.

Perdana Menteri Narendra Modi telah meminta kepala menteri negara bagian untuk menyusun rencana mengurangi dampak panas ekstrem karena suhu naik lebih cepat dari biasanya.

Modi juga menandai peningkatan risiko kebakaran karena meningkatnya suhu.

Sementara gelombang panas biasa terjadi di India, terutama pada bulan Mei dan Juni. Musim panas dimulai awal tahun ini dengan suhu tinggi dari bulan Maret, ketika gelombang panas pertama tiba.

Suhu maksimum rata-rata untuk bulan itu adalah yang tertinggi dalam 122 tahun.

Pusat Sains dan Lingkungan, sebuah wadah pemikir mengatakan bahwa gelombang panas awal tahun ini telah mempengaruhi sekitar 15 negara bagian, termasuk negara bagian Himachal Pradesh di utara, yang biasanya dikenal dengan suhu yang menyenangkan.

Naresh Kumar, seorang ilmuwan senior di Departemen Meteorologi India (IMD), mengaitkan gelombang panas saat ini dengan faktor atmosfer lokal.

Faktor utama adalah terjadi badai yang berasal dari wilayah Mediterania, yang berarti sedikit curah hujan pra-musim di India barat laut dan tengah.

Antisiklon, area bertekanan atmosfer tinggi tempat udara tenggelam juga menyebabkan cuaca panas dan kering di beberapa bagian India barat pada bulan Maret.

Gelombang panas di musim panas ini telah menyebabkan sektor pertanian di India utara terpuruk.

Para petani mengatakan lonjakan suhu yang tak terduga telah mempengaruhi panen gandum. Kondisi ini berpotensi memiliki konsekuensi global, terlebih saat ini telah terjadi gangguan pasokan akibat perang Ukraina.

Panas juga memicu peningkatan permintaan listrik, yang menyebabkan pemadaman di banyak negara bagian dan kekhawatiran akan kekurangan batu bara.