PAPUA NUGINI, CEKLISSATU – Dikabarkan sedikitnya 16 orang tewas usai kerusuhan yang terjadi di Papua Nugini. Saat ini, Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat, dan para tentara mulai berpatroli di Port Moresby.

Dilansir dari The Guardian, Perdana Menteri James Marape mengumumkan kondisi darurat selama 14 hari, memberhentikan beberapa pejabat, serta menempatkan lebih dari seribu tentara dalam keadaan siaga.

Patroli dilakukan pasca pada Rabu (10/1/2024) terjadi demo polisi dan publik soal gaji, hingga berubah menjadi kerusuhan.

Baca Juga : Kerusuhan Suporter Argentina dan Brazil diduga Karena Ucapan Rasis

Kini, kondisi Papua Nugini sudah kembali normal, dengan polisi dan tentara berjaga.

"Kami memperkirakan supermarket yang berfungsi akan dibuka kembali dan saya dengar mereka telah meningkatkan keamanan untuk melayani orang dalam jumlah besar," ungkap Kepala cabang lokal layanan tanggap darurat nirlaba St John Ambulance, Matt Cannon.

Diketahui, polisi dan pegawai negeri lainnya melakukan pemogokan pada Rabu (10/1) atas pemotongan gaji yang kemudian dianggap oleh para pejabat sebagai kesalahan administratif. 

Dalam beberapa jam, ribuan orang memadati jalan-jalan, melakukan kerusuhan dengan latar belakang asap dan bangunan yang terbakar, ada juga massa yang mencoba menerobos gerbang di luar kantor perdana menteri.

Pada Jumat (12/1), Marape menghadapi sejumlah seruan untuk mengundurkan diri, termasuk dari mantan Perdana Menteri Peter O’Neill. 

"Saya masih belum pulih dari kehancuran mengejutkan yang melanda Port Moresby," ucap Marape.

"Tidak ada rasa malu untuk mengambil tanggung jawab, namun sungguh memalukan jika terus mengetahui bahwa Anda telah kehilangan komando dan kendali," lanjutnya.

Dalam kejadian tersebut, berdasarkan laporan stasiun televisi nasional Australia ABC ada sembilan orang tewas dalam kerusuhan di ibu kota dan tujuh orang tewas di Lae, di utara negara itu.

Menurut sebuah pernyataan, empat dari mereka yang tewas dilaporkan ditembak oleh seorang pemilik bisnis di pinggiran ibu kota. Kemudian lebih dari 50 orang dirawat karena luka-luka di Rumah Sakit Umum Port Moresby.