JAKARTA,CEKLISSATU- Seorang pria asal New York divonis hukuman 1-1/2 tahun penjara karena menyerang petugas keamanan pengadilan di dalam lift dan dua petugas lain.

Robert Wilson, 64 tahun, dijatuhi hukuman oleh Hakim Distrik Amerika Serikat Eric Vitaliano di Central Islip, tepat setahun setelah insiden kekerasan di pengadilan tersebut terjadi, di mana ketiga petugas keamanan pengadilan mengalami luka-luka.

Wilson juga diwajibkan membayar $1.499 sebagai ganti rugi kepada salah satu korban, sesuai dengan juru bicara Kantor Jaksa Agung Amerika Serikat. Pengacaranya, Evan Sugar dari Federal Defenders of New York, tidak menanggapi permintaan komentar.

Serangan tersebut terjadi di tengah kekhawatiran yang meningkat mengenai sejumlah ancaman dan insiden lain yang menargetkan para hakim, dalam beberapa kasus bahkan berakhir dengan kekerasan.

Wilson, tanpa seorang pengacara, sebelumnya tengah mengajukan gugatan federal di hadapan Hakim Distrik Amerika Serikat Gary Brown di Central Islip.

Dalam dokumen-dokumen pengadilan, jaksa mengungkapkan bahwa Wilson, yang memiliki "sejarah ledakan kekerasan terhadap penegak hukum dan pelayan publik lainnya," pada 10 Agustus 2022, memasuki gedung pengadilan untuk mengajukan dokumen dalam kasusnya.

Saat berada di kantor petugas administrasi, Wilson mengatakan bahwa jika hakim tidak "mengikuti aturan," dia akan kembali "bersenjata" untuk "menangkap hakim atas tuduhan pengkhianatan," kata jaksa.

Ketika Wilson kembali keesokan harinya, dia bertanya kepada petugas keamanan pengadilan di mana kantor hakim "pengkhianatan" itu berada, kata jaksa.

Petugas memberitahunya bahwa saat itu dia tidak diizinkan bertemu dengan hakim, dan dia pergi ke lift.

Seorang petugas mengikuti dia dan naik ke dalam lift bersama Wilson. Begitu pintu lift tertutup, Wilson langsung menyerang petugas dengan mencekik lehernya, berusaha menjatuhkannya ke lantai, dan beberapa kali memukulinya, demikian disampaikan jaksa.

Petugas tersebut segera mengirimkan panggilan darurat melalui radio, dan beberapa petugas lain berusaha menahan Wilson, namun dua di antaranya mengalami luka-luka. Wilson akhirnya berhasil ditahan pada saat itu juga.

Pada 7 Desember, Wilson mengaku bersalah atas penyerangan terhadap petugas tersebut.