SUKABUMI, CEKLISSATU - Kondisi sungai di Sukabumi dan Cianjur mengalami kritis akibat limbah industri dan rumah tangga.

Hal ini diungkapkan Kasi Sundawapan UPTD Cisadea-Cibareno Dinas SDA Provinsi Jabar, Ana Purnama Sari.

Menurutnya, permasalahan utama dari kritisnya kondisi sungai di wilayah tersebut karena masalah sampah, banyak limbah dan kondisi diperparah berdirinya bangunan liar di sepanjang sungai.

"Kalau kita sisir sungai, banyak pelanggaran-pelanggaran. Salah satunya yang menjadi pemicu banjir untuk saat ini, yaitu sampah. Limbah apalagi, biasanya yang melakukan penindakan dari Satpol PP Jabar atau Polda Jabar," ujar Ana Purnama Sari di Teras Cipelang, Karang Tengah, Kota Sukabumi, Selasa 1 November 2022.

Jumlah sungai besar di bawah pengawasan UPTD Cisadea Cibareo berjumlah 147 aliran sungai dengan ribuan anak sungai. Namun jumlah yang begitu besar dengan SDM yang minim menjadi penghambat dalam penanganan sungai.

Baca Juga : Korban Tenggelam di Sungai Ciliwung Akhirnya Ditemukan Dalam Kondisi Meninggal

"Tidak bisa hanya PSDA saja untuk menangani masalah ini. Kita biasanya melakukan sosialisasi dengan TKSDA (Tim Koordinasi Sumber Daya Air), kita undang dari berbagai lapisan masyarakat dalam satu forum, nanti kita diskusikan langkah-langkahnya seperti apa," ucapnya.

Salah satu upaya untuk mengurangi banjir yaitu dengan menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai serta melakukan normalisasi sungai.

Sementara untuk melakukan normalisasi sungai memerlukan kajian dan anggaran yang cukup besar.

"Normalisasi sungai itu tentatif, sesuai kebutuhan. Tidak semua sungai harus dinormalisasi, karena normalisasi secara aturan, itu sama dengan memindahkan banjir dari hulu ke hilir. Harus ada kajian dulu, kita kaji berapa kedalaman yang harus kita keruk, nanti material dibuang kemana, jadi tidak sesederhana itu untuk penanganan sungai," tutup Ana.