BOGOR, CEKLISSATU - Pemerintah Desa Mekarjaya Kecamatan Cigudeg menegaskan akan terus memperkenalkan budaya Angklung Gubrak kepada seluruh masyarakat luas, sebagai upaya untuk mendorong budaya Angklung Gubrak agar bisa menjadi  mata budaya Indonesia bahkan warisan budaya dunia, hal itu ditegaskan Ismail Abraham Kepala Desa Mekarjaya.


"Kami akan memadukan antara budaya Angklung Gubrak dengan wisata alam kopi Desa Mekarjaya Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor, sehingga budaya Angklung Gubrak dapat lebih dikenal oleh wisatawan dan masyarakat luas,"jelasnya.


Ia mengatakan, Angklung Gubrak merupakan warisan budaya yang dimiliki masyarakat Cigudeg Kabupaten Bogor  yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, sebagai  Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) pada  tahun 2021. 

“Cara yang kami lakukan yaitu dengan mengombinasikan antara paket wisata kopi dengan budaya Angklung Gubrak,"kata dia.


"Jadi wisatawan tidak hanya dapat menikmati  kehangatan  kopi  Mekarjaya  yang menggoda selera, juga bisa menikmati alunan musik Angklung Gubrak  khas Sunda dan tariannya. Dengan ini  kami berharap Angklung Gubrak ini bisa meningkat statusnya jadi mata budaya Indonesia dan jadi warisan budaya dunia. Besar harapan kami bisa dikukuhkan langsung oleh badan PBB, UNESCO,” ungkap Ismail.
 
Menurut Ismai menjelaskan, bahwa Angklung Gubrak  merupakan salah satu warisan budaya yang tumbuh dan berkembang di Cigudeg Kabupaten Bogor, bahkan jadi warisan budaya tertua di wilayah Cigudeg, karena  katanya, sebelum adanya Belanda, Angklung Gubrag sudah ada dan menjadi salah  satu ikon Kabupaten Bogor.


Untuk itu dirinya meminta agar masyarakat Desa  Mekarjaya  Kecamatan Cigudeg berperan aktif dalam melestarikan seni dan budaya sunda salah satunya Angklung Gubrak melalui berbagai kegiatan baik kegiatan seni budaya, kepariwisataan dan kegiatan lainnya agar Angklung Gubrak dapat dikenal oleh masyarakat luas baik nasional bahkan internasional, mengingat saat ini, perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang pesat itu berpengaruh terhadap tingginya penetrasi budaya luar masuk ke Indonesia.


“Mari kita terus jaga dan rawat tradisi  seni  dan budaya  Angklung Gubrak dengan baik, agar  desa ini tetap menjadi desa yang tradisional, tetapi berpenghasilan internasional, artinya wajah desa tapi penghasilan kota,” harap Kades Mekarjaya.


Untuk diketahui, bahwa Angklung Gubrak merupakan alat musik yang terbuat dari bambu memiliki panjang sekitar 50 hingga 100 centimeter. Angklung Gubrak adalah angklung kuno yang tidak memiliki nada hanya mengeluarkan suara gubrak saja, sehingga angklung kuno tersebut diberi nama sebagai Angklung Gubrak. Angklung Gubrak ini digunakan  oleh masyarakat Kecamatan Cigudeg digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan mulai dari menanam padi, ngangkut padi hingga menempatkan padi ke lumping padi atau leuit.