BOGOR, CEKLISSATU - Meinggalnya Santri Umul Quro Leuwiliang Saat kerja Bakti, Humas: Mohon Maaf dan Akan Melakukan Evaluasi  Pengawasan -- Seorang santri berusia 14 tahun warga Kampung Warung Borong, Ciampea Kabupaten Bogor yang meninggal dunia saat kerja bakti diarea lingkungan Pondok Pesantren Umul Quro Leuwiliang beberapa hari lalu, pihak pesantren mengatakan kejadian itu diselesaikan secara kekeluargaan meskipun dalam kejadian itu pihaknya mengaku ada kelalaian pengawasan.

Diketahui meninggalnya santri itu terjadi pada Minggu Sore 31 Oktober 2022, saat itu korban  sedang membersihkan area pesantren, kemudian gerobak yang dibawa korban tergelincir hingga menghantam tubuh korban.


Bahkan dari keterangan pihak Pondok Pesantren Pasca kejadian, korban tak langsung menghembuskan nafas terakhir, bahkan sempat diberikan pertolongan pertama oleh perawat yang berada di Pusat Kesehatan Pesantren (Puskesren).


"Setelah keesokan harinya, baru lah korban menghembuskan nafas terakhirnya,"kata Humas Pondok Pesantren Umul Quro Andri Noer Zaelani kepada wartawan.


Dibalik hal tersebut, pihak pesantren memang tidak menampik adanya adanya kelalain dari pihaknya sehingga menyebabkan santrinya meninggal dunia.

Baca Juga : Ada Sentra Kuliner Baru Ditengah Kota Bogor, Ini Lokasinya


"Korban yang berusia 14 tahun tersebut sesaat sebelum meninggal dunia sempat mengaku kondisi tubuhya berangsur membaik.Sehingga pihak pesantren tidak membawa korban untuk di larikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut,"katanya.


Saat di Puskesren, kata Andri Noer Zaelani korban ditangani tidak langsung oleh dokter dikarenakan dokter di tempat tersebut bertugas hanya di hari Rabu dan Jumat, sehingga kala itu korban hanya di tangani oleh perawat dan korban sempat diberikan bantuan pernafasan menggunakan oxigen.


"Kami mengakui dari peristiwa ini ada kelalaian, yang pertama kurangnya pengawasan dari yang bertugas dengan komunikasi yang kurang cepat tanggap misalnya ke wali kelas, ke pengasuh, saya mewakili pihak pesantren memang mengakui ini,"katanya.


Menurut penuturan Andri Noer Zaelani, korban tersebut menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 04.50 WIB pagi.


Korban disebutkan sempat mengambil air minum, namun belum sampai ke ruang Puskesran korban terjatuh hingga menghembuskan nafas terakhir.


Dengan permasalahan yang terjadi, pihaknya akan melakukan evaluasi agar hal serupa tak terulang kembali.


"Evaluasinya pertama mungkin saya sampaikan kelalaian, tidak adanya pengawasan, kelalaian yang tadi disampaikan kenapa tidak dibawa ke rumah sakit, tidak manggil dokter jaga, mengapa tidak dibawa langsung ke rumah sakit, karena memang di ponpes ini santri-santri yang sakit memang kami punya tanggung jawab moril untuk menangani lebih awal."ucapnya.