BOGOR, CEKLISSATU- Meskipun, kasus demam berdarah dari dua tahun terakhir angkanya menurun. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes Kabupaten Bogor) mewaspadai peralihan musim hujan ke kemarau. Musababnya, kasus kerap kembali tinggi ketika jentik nyamuk yang berada di genangan berkembang.


"Justru kasus malah menurun, untuk di tahun 2021 ada 2220 kasus, 2022 1954 kasus bahkan angka kematian juga turun dari 0,9 persen menjadi 0,7 persen," kata Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Adang Mulyana, Kamis 12 Januri 2023.


Adang menjelaskan, sebenarnya bulan Januari 2023 ini juga turun karena musim penghujan berkurang jentiknya.


"Malah musim kemarau yang di perlu waspadai karena jentik banyak di genangan dan kasus kerap kembali naik," ucapnya.


Selain itu kalau setiap tahun di wilayah yang paling banyak kasus demam berdarah di Kecamatan Cileungsi sejak tahun 2020 sampai 2021 dan tahun 2022 Cibinong.

Baca Juga : Jalan Berbayar di Jakarta, Ma’ruf: Diuji Coba Dahulu


"Untuk Cibinong karena mobilitasnya tinggi dan kebanyakan warganya bekerja ke jakarta, kedua kawasannya padat penduduk," kata Adang.


Dia mengaku, kawasan industri tidak ada kaitan dengan jentik selama tak ada genangan air jentik nyamuk tidak akan berkembang.


"Kebanyakan jentik nyamuk Aedes aegypti
ini berada di tandon air, talang air maupun plastik dan kebun," tuturnya.


Bahkan tahun 2022 angka bebas jentiknya bagus diatas 95 persen, sedangkan tahun 2021 sekitar 94 persen itu sudah dibilang bagus dan wajar angka kasus menurun meskipun musim hujan tinggi.


"Kalau hujan tinggi kasus menurun, karena jentik yang hendak berkembang terbawa air, tapi menjelang kemarau itu paling tinggi resiko kasusnya, ada genangan dan keburu jadi nyamuk dewasa," kata dia.


Lebih lanjut ia mengungkapkan, ketika musim hujan sudah selesai, akan ada genangan itu yang menjadi potensi jentik mulai berkembangbiak.


"Antisipasinya sudah mulai penyuluhan ke setiap puskesmas wilayah sekaligus akan mendistribusi abate," pungkasnya.


Karena, yang susah dikontrol itu genangan air di kebun gelas botol ember, plastik dan kategori nyamuk Aedes aegypti sedikit elit untuk kehidupannya.


"Nyamuk kebun juga menyebabkan DBD juga, tapi ketika dikaitkan dengan DBD pasti ke Chikungunya dan jenis nyamuknya sama," katanya.