BOGOR, CEKLISSATU - Prof Arif Satria kembali dipercaya untuk memimpin IPB University yang terpilih secara aklamasi untuk masa jabatan periode 2023-2028 pada Rabu, 9 November 2022

“Pada hari ini Alhamdulillah proses sudah berjalan dengan baik, saya mengucapkan apresisi kepada Civitas Akademik dan juga Majelis Wali Amanat yang telah menetapkan saya sebagai rektor IPB Periode 2023-2028,” kata Prof Arif Satria

Dalam sambutannya, Prof Arif Satria menuturkan, bahwa tantangan IPB University saat ini berbeda dengan lima tahun lalu. .

“Hal yang paling konkrit dimasyarakat adalah bagaimana harus siap memberikan kontribusi untuk mengatasi ancaman krisis pangan,” ucapnya.

Oleh karena itu maka IPB dituntut untuk bisa merespon tantangan perubahan ini dengan langkah konkrit dimasyarakat.

“Karena IPB punya kompetensi, dan IPB punya track record dalam inovasi pangan, situasi eksternal memang membutuhkan itu. Karena kita tahu 1.93 juta jiwa di 53 negara sekarang terancam krisis pangan, akibat perang Ukrania-Rusia, serta turbulensi akibat perubahan iklim,” sambungnya.

Atas hal itu, IPB University dibawah kepemimpinannya akan terus tetap berkontribusi secara positif melakukan aksi-aksi nyata di masyarakat untuk mengatasi krisis pangan tersebut.

“Kekuatan yang dimiliki IPB adalah kekuatan inovasi, inovasi sudah sangat banyak dan relevan, ketika harus menghadapi tantangan untuk mendisertivikasi produk pangan lokal,” paparnya.

“Kenapa, karena dengan harga gandum yang semakin lama semakin meningkat akibat stok tertahan di Rusia-Ukrania sebanyak 2.07 juta ton, maka saatnya kita harus beralih ke pangan lokal, yang bisa mensubstitusi, seperti pangan dari mokaf, sorgu, sagu, dan sebagainya,” sambungnya.

Arif menyebut, IPB memiliki kekuatan melalui inovasi IPB yang sangat banyak untuk dapat berkontribusi membantu pemerintah.

“Itulah saatnya IPB untuk perkerasan, menerapkan varitas 3s, 9g, 10g, untuk produk pangan lokal yang bisa disubtitusi. Saya kira itu hal terpenting saat ini, begutu kita bericara persoalan nasional kita berbicara pangan,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA), Prof. Dr. Tridoyo Kusumastanto menjelaskan pihaknya mulai melakukan sosialisasi pengumuman calon Rektor IPB periode 2023-2028 mulai dari akhir bulan Juli, 1 Agustus.

Kita telah memulai sosialisasi masing-masing 13 unit, ada dari fakultas, sekolah, alumni, rektorat, kemudian terpilihlah 20 kandidat bakal calon rektor (BCR), kemudian diseleksi oleh tim, administrasi dan sebagainya, kemudian dikirim ke Majelis Wali Amanat (MWA).

Diputuskan ada dua yang diproses dan disampaikan kepada Kemendikbud Ristek, dan kemudian juga ada proses wawancara dengan Kemendikbud. Tadi juga melakukan dengar pendapat dua orang kandidat.

“Alhamdulillah telah terlaksana dengan baik rukun, guyub, proses yang solid di Senat Akademik, dan tadi sidang tertutup, hadir 90 persen dan hanya ada satu wakil ketua di Brazil, tapi di singapur hadir. Dirut BRI wakil masyarakat hadir, wakil mass menteri, jadi wakil senat akademik, wakil mahasiswa, wakil tendik, wakil pemerintah suaranya paling besar 35 persen dan alumni,” ucapnya.

Proses diskusi, dan bersama bersepakat, dua-duanya memiliki persentasi , dan pemikiran yang bagus, komplementary.

“Dari proses tadi berembuk, kita buka seluruh stakholder bicara dan memutuskan 13.09 WIB, maka prof Arif Satria dinyatakan sebagai Rektor IPB periode 2023-2028 secara aklamasi. Sekarang dipundak beliau, untuk memimpin IPB selanjutnya,” tandasnya