BOGOR, CEKLISSATU - Setiap peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) yang jatuh 3 Juni, menjadi momen para budayawan untuk menggelar "Ngumbah Kujang" di monumen Tugu Kujang.

Tradisi "Ngumbah Kujang" atau mencuci Kujang yang sudah berlangsung sejak lama itu melibatkan anggota pecinta alam. Ini dilakukan untuk merawat tugu yang terletak di pusat Kota Bogor, yakni kawasan Jalan Padjajaran.

Tugu Kujang merupakan monumen yang menjadi simbol perlambang Kota Bogor. Bentuknya serupa dengan senjata pusaka asal suku Sunda.

Untuk mencuci Tugu Kujang, melibatkan puluhan orang. Mereka memanjat tugu setinggi kurang lebih 25 meter ini. Tampak hadir dua orang sesepuh yang dulu ikut terlibat membangun monumen Tugu Kujang.

Pencucian Tugu Kujang atau kini dinamakan dengan istilah "babakti" ini terbagi beberapa bagian. Seperti di tiang, logo Kota Bogor, dan senjata Kujang.

Sebelum prosesi "Ngumbah Kujang" dimulai, para sesepuh dan budayawan Bogor melaksanakan ritual memohon kepada Sang Maha Kuasa untuk kelancaran kegiatan tersebut. Acara kemudian dilanjut dengan penampilan sejumlah penari. 

Ketua Pelaksana Babakti Tugu Kujang, Tjetjep Thoriq, mengatakan "Ngumbah Kujang" dilaksanakan selama enam hari, mulai Senin hari ini dengan menggunakan peralatan khusus pemanjat tebing.

Untuk mencuci Tugu Kujang tidak menggunakan sembarang air, tapi berasal dari tujuh sumber mata air yang ada di Bogor. Di antaranya mata air Cidangiang, Cibogor, dan Kahuripan yang berada di Kebun Raya Bogor serta mata air di kawasan Gunung Salak. 

Baca Juga : Semarak Warna Warni Peringatan HJB 540 

"Dari tujuh mata air, tiga di antaranya menjadi Tri Tangtu Buana, yaitu Ratu, Rama, Resi lalu disempurnakan dengan air kesucian dari Gunung Salak," terang Budayawan Bogor ini, Selasa 21 Juni 2022

Pusaka atau senjata Kujang sudah ada sejak abad ke-14 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Kerajaan Prabu Siliwangi yang berpusat di Bogor.

Senjata Kujang awalnya digunakan sebagai alat pertanian masyarakat suku Sunda pada zaman dulu. Kemudian, dijadikan sebagai senjata untuk melawan dan mengusir para penjajah.

Karena itu, masyarakat Sunda menjadikan senjata Kujang sebagai benda pusaka. Untuk menghormati sejarah tersebut, Pemerintah Kota Bogor membangun tugu sebagai simbol Kota Bogor.