BOGOR, CEKLISSATU - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Bogor menaikan status pencarian bukti menjadi pendalaman terhadap dugaan adanya pelanggaran Pemilu yang dilakukan Bima Arya Sugiarto selaku wali kota Bogor di perhelatan Bogor Street Festival Cap Go Meh (BSF-CGM) 2023 beberapa waktu lalu.

Ketua Bawaslu Kota Bogor Yustinus Elyas Mau mengatakan bahwa dari hasil penelusuran, kini pihaknya melakukan peningkatan kasus dari pencarian bukti menjadi pendalaman.

"Status pendalaman ini kami akan melakukan sejumlah pemanggilan kepada pihak-pihak terkait seperti dari panitia acara, unsur peserta CGM bahkan tidak menutup kemungkinan memanggil Wali Kota Bogor, Bima Arya untuk melakukan pemeriksaan terkait indikasi tersebut," ucapnya kepada CeklisSatu.com pada Rabu, 15 Februari 2023.

Baca Juga : Richard Eliezer Divonis 1 Tahun Enam Bulan Penjara, Sujud Jadi Pertimbangan?

Selain meningkatkan status pendalaman, lanjutnya, Bawaslu Kota Bogor juga menemui tugas pelanggaran penyebaran baliho dan spanduk dari bakal calon legislatif yang belum memasuki tahapannya.

"Kami akan bersifat objektif terhadap seluruh data dan fakta yang didapat selama penelusuran dan pendalaman sehingga dapat memutuskan ada tidaknya pelanggaran pemilu karena saat ini tahapan sudah berlangsung dengan adanya sosialisasi penyelenggaraan pemilu sehingga Wali Kota Bogor, Bima Arya harus tetap netral sebagai kepala daerah," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiaro dinilai mencuri start kampanye dengan mempromosikan wakilnya Dedie A. Rachim untuk menjadi wali kota Bogor mendatang, termasuk Ridwan Kamil menjadi calon presiden.

Hal itu tentunya menjadi sorotan publik, berbagai pihak turut beraksi menyikapi pernyataan orang nomor satu di Kota Bogor tersebut, salah satunya dari Dosen Komunikasi Politik FISIB Universitas Pakuan (Unpak) Kota Bogor, David Rizar Nugroho angkat bicara. 

Menurutnya, ajang budaya pesta rakyat CGM tidak seharusnya di 'Bumbui' pesan politik. "Harus pakai etika. Jadi, kalau acara itu momen budaya harusnya tidak dibumbui dengan pesan politik. Biarkan budaya itu berjalan sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ada," ucapnya pada Selasa, 7 Februari 2023.

David menyebut bahwa jika sponsor politik, atribut politik, atau pesan politik sebaiknya dihindari saat acara CGM Bogor Street Festival, sebab CGM ini murni menjadi ajang budaya yang bisa mempersatukan semua elemen warga Kota Bogor.

Terlebih, masih kata David, sosok Bima Arya saat hadir di CGM bukan sebagai politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN), melainkan sebagai Wali Kota Bogor alias pejabat publik.

"Idealnya begitu, Bima Arya bukan datang sebagai tokoh atau perwakilan PAN. Dia bertindak sebagai kepala daerah di Kota Bogor. Yang jadi masalah, Bima ini pejabat publik. Kalau misal saya yang seorang akademisi atau pengamat ngomong itu tak akan jadi masalah," tegasnya.

David menilai apa yang dilakukan Bima Arya di CGM merupakan tindakan kurang elok lantaran dapat mencederai etika politik, bahkan merusak acara CGM yang merupakan ajang budaya warga Kota Bogor.

"Tidak elok dan tidak etis apa yang disampaikan Bima Arya sebagai Wali Kota Bogor mengendorse wakilnya sebagai calon penerusnya," jelasnya.

David menegaskan, apa yang dikatakan Bima Arya dinilai terlalu cepat, karena melihat masih terlalu dini untuk mengujarkan hal tersebut kepada khalayak ramai.

"Endorse atau ajakan itu ya bukan bumbu lagi, karena itu sudah jelas. Dimana Bima menggunakan momentum itu untuk mempersuasi orang.  Persoalan itu membentur aturan atau tidak, karena kampanye belum dimulai. Jadi yang disebut pelanggaran kampanye itu saat sudah masuk kampanye. Tapi, ini (kampanye) belum dimulai. Jadi lebih cocok disebut melanggar etika politik," ujarnya.