BOGOR, CEKLISSATU - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto saat mendapat kabar terjadi longsor di Kampung Tajur RT 002 RW 004, Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan sekitar pukul 11.00 WIB pada Minggu, 18 Februari 2024 langsung mendatangi lokasi.

Disana, Bima Arya meninjau proses evakuasi dan pencarian korban yang dilakukan petugas SAR gabungan meliputi BPBD Kota Bogor, BPBD Kabupaten Bogor, TNI, Polri, Damkar dan unsur masyarakat sekitar.

Menurut Bima, memang saat kejadian sedang dilakukan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) akibat longsor sebelumnya di bulan Februari 2023 lalu.

Baca Juga : Korban Terakhir Berhasil Ditemukan, BPBD Ungkap Posisinya sedang Berdiri Tertimpa Material Longsor

"Tadi pagi ada longsor susulan yang menimbulkan dua korban jiwa. Saya minta untuk diurus semua, bukan warga Bogor tetapi dari luar kota semua. Tapi saya minta dihubungi keluarganya, diurus dengan baik," ucapnya.

Atas kejadian tersebut, Bima meminta pengerjaan TPT dihentikan sementara. "Saya perintahkan agar PUPR melakukan kajian untuk lanjutan pengerjaan ini, apakah ada perubahan desain dan lain-lain. Menyesuaikan dengan kondisi longsor ini," tegasnya.

Selain itu, lanjut Bima, di sekitar lokasi longsor terdapat tempat pemakaman atau makam sehingga dirinya meminta makan tersebut segera direlokasi.

"Karena kita berpacu dengan waktu, melihat kontur tanah yang ada sangat riskan untuk tidak direlokasi. Jadi ini hanya menunggu waktu saja akan ada longsor susulan lagi. Jadi perlu segera untuk dipindahkan makamnya, tadi sudah komunikasi dengan keluarga tidak keberatan," jelasnya.

Bima menyebut bahwa ada tiga makam yang harus dipindahkan. Untuk lahannya, Bima mengaku sudah disiapkan di Kampung Buntar, dan keluarga juga sudah bersedia. 

"Sekarang juga dilakukan pemindahan makam, mengantisipasi hujan datang. Kita harus gerak cepat, kalau tidak maka saya khawatir makam itu akan terus tergerus longsor," katanya.