BOGOR, CEKLISSATU - Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Kota Bogor menurun drastis. Dimana, titik TMA berada di bawah normal yakni mencapai nol sentimeter.

"Sampai saat ini masih bertahan pada level nol centimeter, di bawah normal. Memasuki awal Juni 2023 sampai sekarang termonitor air Ciliwung hanya masuk saluran irigasi. Kurang lebih masih ada 3.000-4.000 liter per detik yang kita bagi. Kita atur untuk irigasi 3.000, untuk penggelontoran Ciliwung ke bawah kita alirkan 500 liter. Dalam arti menjelang musim kemarau, air mulai kritis di kawasan Katulampa," kata Pelaksana Bendung Katulampa Andi Sudirman, Rabu (26/7/2023).

Baca Juga : DPD PDIP Pecat Anggota DPRD DKI Jakarta Cinta Mega, Diduga Buntut Main Game Saat Rapat Paripurna


Tidak adanya curah hujan di kawasan Puncak yang menjadi hulu Sungai Ciliwung mempengaruhi kondisi tersebut. Meskipun, kondisi seperti ini memang hampir terjadi setiap tahunnya.


"Biasanya menjelang musim kemarau setiap tahun ada. Antara awal Juli sampai September. Tetapi sekarang ini betul-betul dirasakan cukup drastis turunnya. Sampai biasanya ada 5.000 sampai di atas 10.000, memasuki bulan Juni hanya ada 3.000-4.000 liter. Bahkan saat ini mungkin berangsur turun terus menerus. Kalau parah belum tentu separah tahun 1997 dan 30 tahun ke belakang, sempat Ciliwung ada 1.500 liter. Paling parah pada 1997," ungkapnya.


Dalam kondisi seperti ini, biasanya yang terdampak di kawasan Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Cibinong, Depok hingga Kalibaru Timur. Sungai Ciliwung juga merupakan salah satu sumber air baku dan bis berdampak pada PDAM Kota dan Kabupaten Bogor.


"Kalau hujan lokal, tidak berpengaruh di kawasan Sungai Ciliwung. Tapi wilayah Depok dan Jakarta barangkali itu (wilayah) pengaruhnya," tambahnya. 


Sehingga, yang dapat dilakukannya yakni dengan membagi kebutuhan air untuk Sungai Ciliwung dan irigasi. Diharapkan, kondisi ini tidak semakin parah.


"Itu yang kita khawatirkan. Berangsur turun dan debit akan berangsur turun. Antisipasi kita monitor debit. Di Kota Bogor, Depok, Cibinong. Pengaturan debit. Kedua, kita antisipasi di kawasan Ciliwung sendiri untuk menyelamatkan ekosistem air baku kita bagi dua. Kita alirkan sedemikian rupa," pungkasnyapungkasnya.