BOGOR, CEKLISSATU - Pemberian trauma healing oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor terhadap keluarga bayi tertukar ditanggapi kuasa hukum salah satu ibu dari bayi, Siti Mauliah.

Kuasa hukum yang bernama Rusdy 
Rusydiansyah Nur Ridho menyebut, Dinkes Kabupaten Bogor sangat terlambat memberikan perhatian tersebut. 

Sebab, saat ini proses bayi tertukar sudah berada pada tahap pertukaran bayi antar keluarga dan orang tua biologis bayi tersebut.

Baca Juga : Miris, Bayi Mungil Perempuan Dibuang Orangtuanya di Cileungsi

"Walaupun telat ya, harusnya dari awal sudah memberikan perhatian dari awal mencuatnya. Bukan akhir-akhir keluarga ini sudah mau proses pertukaran secara legal dari Polres," cetusnya kepada wartawan.

Karena tak kunjung ada pendampingan dari pemerintah, Rusdy mengungkapkan bahwa keluarga dari Siti Mauliah malah melakukan permohonan pendampingan psikiater kepada klinik.

"Kalau nanti di Dinkes lama memproses itu, ya kita mandiri saja keluarga. Bu Siti akan datang mandiri ke klinik," ucapnya.

Karena yang dibutuhkan sekarang, lanjut Rusdy, adalah pendampingan psikologi terhadap orang tua, termasuk Bu Siti. 

Hal ini perlu dilakukan karena mendekati proses pertukaran bayi. Ia pun menyebut, mental bu Siti saat ini tengah down.

"(Dinkes) Cuma ngecek anak saja, sehat apa nggak. Formalitas saja, yang datang staf dua orang, nggak (diperiksa), cuma datang saja. Baru gitu saja nggak ada tindakan lain," paparnya.

Menurut Rusdy, sebagai warga Kabupaten Bogor dan juga korban, pihak keluarga terbuka jika Dinkes hendak berperan dan memfasilitasi terkait Kesehatan dan psikis dari keluarga Siti. 

"Kalau anak sehat-sehat saja. Yang butuh pendampingan sekarang ibunya, untuk menerima, memulai bonding anak biologis ini kan butuh waktu biar lekat lagi," tambah Rusdy. 

Diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor melakukan pengecekan kesehatan terhadap salah satu anak dari kasus bayi tertukar di Bogor. Hasilnya bayi berinisial DN ini perlu mendapatkan perawatan khusus. 

Sekretaris Dinkes, Agus Fauzi mengatakan salah satu anak dari kasus bayi tertukar di Bogor, yaitu DN perlu mendapat perawatan khusus berkaitan dengan asupan gizi, imunisasi Hepatitis B. 

"Dinkes Juga akan memberikan layanan konseling dan trauma healing untuk memberikan ketenangan kepada anak juga keluarga korban bayi tertukar guna menghilangkan rasa traumanya," kata Agus Fauzi dalam keterangan tertulisnya yang diterima wartawan.