JAKARTA, CEKLISSATU - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama DPR kembali menyelenggarakan seminar online Ngobrol Bareng Legislator dengan mengusung tema: “Membangun Dan Menjaga Keberagaman Secara Digital” pada Rabu 8 Februari 2023.

Kegiatan seminar itu memiliki tujuan, di antaranya mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Ditjen APTIKA, serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.

Menjaga privasi dan data diri pribadi, antara lain guna mencegah penyalahgunaan data pribadi, menghindari ancaman di dunia maya, mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender (KBGO) dan menghindari potensi penyalahgunaan nama baik. 

"Hati-Hati dalam mengeklik link yang tersebar di media sosial, tidak sembarangan menyebar data diri di media sosial, jangan sembarangan untuk connect wifi di sembarang tempat, tidak menggunakan software yang bajakan dan lain-lain," ucap Krisantus Kurniawan anggota Komisi I DPR dalam seminar yang dilakukan secara daring tersebut.

Baca Juga : Ini Puskesmas Ramah Bencana Dibangun hanya 21 Hari Untuk Korban Gempa Cianjur

Dirjen Aptika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara kita beraktivitas dan bekerja.

"Kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia, ujar Semmy, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Kandidat Doktor Ilmu Politik FISIP UI, Fikri Tamau mengatakan, internet memberikan hal positif seperti akses informasi yang semakin murah, mudah dan menjangkau luas.

"Media sosial bisa dibilang sebagai katalis meluasnya penggunaan internet, karena ia memberikan penggunannya keinginan untuk terus menerus up to date dengan teman atau pengikut," ujar dia.

Fungsi media sosial sebagai sarana komunikasi dan bertukar pendapat ini, sering dipakai menjadi platform penyebaran ujaran kebencian, debat panas yang terkadang dampaknya bisa sampai berlarut-larut. 

"Dalam fungsinya memberikan informasi, memberikan hiburan dan sebagai media control sosial dan politik, media massa berinteraksi dengan institusi politik lainnya untuk menciptakan sistem politik yang demokratis," tambah Fikri.

Jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212,9 juta pada Januari 2023 dan lebih tinggi 3,85% disbanding setahun lalu. Rata-rata orang Indonesia menggunakan internet selama 7 jam 42 menit setiap harinya.

98,3% pengguna internet di Indonesia menggunakan telepon genggam.

"Menghormati perbedaan dan keberagaman, sudah menjadi konsekuensi yang harus dijalani oleh masyarakat Indonesia. Sehingga penciptaan ruang public dengan keberagaman kebudayaan yang bisa diterima oleh semua pihak, haruslah bangsa Indonesia laksanakan," ucap Dosen Prodi Komunikasi Digital & Media Sekolah Vokasi IPB, Willy Bachtiar.

Perkembangan teknologi informasi memungkinkan kita berinteraksi dengan orang lain lewat dunia maya. Namun perlu diingat, jangan lupakan etika dan sopan santun saat berinteraksi. 

Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila pada mesin telusur. Pengetahuan dasar mengetahui pentingnya multikulturarisme dan kebhinekaan, serta memahami cara melestarikan Bahasa daerah, seni, dan budaya dalam ruang digital

Pentingnya literasi digital untuk membangun netizen yang sopan dan beradab. Membuat kita mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif menghadapi masalah yang sedang terjadi. Membantu dalam memecahkan masalah, berkomunikasi menjadi lebih lancer, dan juga mampu berkolaborasi dengan lebih banyak orang. Membuat masyarakat pro aktif menekan konten dan kebiasaan yang negative yang beredar serta menangkal propaganda yang berujung perpecahan. 

"Pendidikan literasi digital harus masuk melalui kurikulum Pendidikan," tutup Willy