CIANJUR, CEKLISSATU -  Untuk memberikan kenyamanan kepada warga korban gempa saat  berobat paska gempa di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, lembaga sosial dari Rumah Amal Salman bersama ahli ITB membangun puskesmas ramah bencana dalam waktu 21 hari.

Bangunan Puskesmas ini terbuat dari dari material kayu semi tunel, atau terowongan yang berkembang menjadi vektor kayu semi permanen yang dirancang oleh dosen SAPPK ITB, Prodi Arsitektur, Dr ing Andry Widyowijatnoko mengatakan Bangunan puskesmas ini memiliki luas 10 m x 12 m, sehingga cukup untuk menampung berbagai kegiatan puskesmas. Seperti, persalinan, pelayanan ibu hamil, bayi, balita, lansia, berobat umum, termasuk ruang IGD dan juga laboraturium.

“Salah satu kontruksi yang mudah diaplikasikan di kondisi gempa seperti ini adalah dengan kayu. Kemudian dikombinasikan dengan papan atau multipleks. Selain itu, material seperti ini memiliki manfaat lebih lama. Ketika puskesmas permanennya sudah jadi maka bangunan ini bisa dialih-fungsikan menjadi yang lain,” ujar Andry, di sela-sela kegiatan peresmian Puskesmas Cugenang, Rabu, 08  Februari 2023. 

Baca Juga : Harga Beras di Cianjur Merangkak Naik

Andry yang juga mewakili Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB menambahkan, Puskesmas merupakan objek vital di lokasi gempa karena menjadi jantung layanan bagi warga yang membutuhkan untuk berobat. Pertimbangan bangunan ramah gempa disambut antusias warga yang hendak berobat, alasan itu  yang membuat pihaknya merancang sebuah struktur bangunan yang relatif ringan tapi kuat.

"Jadi kita juga ingin menghadirkan sebuah arsitektur yang lebih fungsional tapi juga memiliki estetika yang lebih bagus. Teknologi seperti ini sudah kami aplikasikan di Lombok, Palu, dan Mamuju. Namun untuk yang bentuknya puskesmas baru pertama kali ini di Cugenang. Puskesmas ini kerjasama antara LPPM ITB, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan  Pengembangan Kebijakan ITB dan juga Rumah Amal Salman," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy, mengatakan keberadaan puskesmas semi permanen yang dibangun Rumah Amal Salman dan para arsitek ini sangat berimbas kepada kenyamanan warga Cugenang untuk berobat.

 

"Kami mengapresiasi pembangunan puskesmas ini. Pasalnya puskesmas ini memiliki wilayah kerja 9 desa dan lebih dari 60 ribu warganya yang terdampak gempa," ujarnya.

Irvan melihat puskesmas sebagai shelter medis ini sudah memberikan ruang pelayanan yang layak dimana ventilasinya cukup, pencahayaannya cukup, sirkulasinya juga memadai, dan untuk mobilisasi internal kesehatan maupun pasien juga memadai.

" Sangat layak dilihat dari ventilasi sangat cukup dan ruang pelayanan juga sangat memadai bagi pasien," tutupnya.