JAKARTA, CEKLISSATU - Kecerdasan buatan (AI) berpotensi mendeteksi diagnosis kanker jauh lebih awal. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Radiology menemukan bahwa AI mampu memprediksi sepertiga kasus kanker payudara hingga dua tahun sebelum didiagnosis secara resmi.


Penelitian ini menganalisis data pencitraan dan informasi skrining dari pemeriksaan BreastScreen Norwegia yang dilakukan antara bulan Januari 2004 dan Desember 2019. Sistem AI mengevaluasi skor AI dan fitur mamografi, seperti kalsifikasi dan kepadatan payudara, dalam total 2.787 pemeriksaan skrining yang melibatkan 1.602 wanita dengan usia rata-rata 59 tahun.


Temuan menunjukkan bahwa lebih dari 38% kanker yang terdeteksi melalui skrining dan kanker yang terdeteksi di antara skrining memiliki skor risiko AI yang tinggi yaitu 10 sebelum didiagnosis menderita kanker payudara.


Di antara kasus-kasus dimana kanker yang terdeteksi melalui skrining memiliki skor AI empat tahun sebelum diagnosis, 23% memiliki skor risiko tinggi sebesar 10.


Solveig Hofvind, salah satu penulis studi dan kepala Program Skrining Kanker Payudara Norwegia, serta profesor radiografi di Oslo dan Akershus University College of Applied Sciences di Norwegia, mengungkapkan pemikirannya tentang hasil tersebut.


“Kami terkejut dengan temuan ini, yang menunjukkan bahwa sejumlah besar kanker dapat dideteksi bahkan lebih awal dari yang mungkin dilakukan saat ini. Hal ini dapat menyebabkan pengobatan menjadi kurang agresif, sehingga menghasilkan lebih sedikit efek samping dan efek pengobatan jangka panjang, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pengobatan. hidup," tulisnya dalam email ke Fox News Digital.


Brian Slomovitz, direktur onkologi ginekologi di Mount Sinai Medical Center di Miami Beach, Florida, menyatakan ketertarikannya pada penelitian ini, meski ia tidak terlibat langsung dalam penelitian tersebut.


"Tentu ada potensi untuk melakukan deteksi dini, meski belum tentu untuk pencegahan," katanya kepada Fox News Digital.


"Penelitian ini melibatkan analisis retrospektif," ditambahkannya.


“Jika kita ingin menerapkan temuan ini pada praktik klinis, penting untuk melakukan penelitian yang sama secara prospektif.” kata Slomovic.


dr. Harvey Castro, pakar AI dan dokter pengobatan darurat dari Dallas, Texas, menyatakan pandangannya bahwa penelitian ini mewakili kemajuan penting dalam deteksi dini kanker payudara.


Menurut Castro, kemampuan kecerdasan buatan untuk dipelajari dan ditingkatkan seiring berjalannya waktu akan meningkatkan akurasinya, sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik di masa depan. 


Castro juga menekankan pentingnya pendekatan integrasi AI dalam pemeriksaan mamografi dan diagnosis kanker dengan hati-hati. Penting untuk memastikan bahwa AI melengkapi keahlian para profesional medis, bukan menggantikannya.