JAKARTA,CEKLISSATU - Serikat buruh pelabuhan Barcelona (OEPB) menolak melakukan bongkar-muat peralatan militer di tengah konflik di Gaza dan menuntut perlindungan untuk warga sipil di zona-zona pertempuran.

Tindakan ini menyusul langkah serupa yang dilakukan oleh serikat transportasi Belgia beberapa waktu yang lalu.

Keputusan yang diumumkan pada Senin, 6 Novmber 2023 ini sebagian besar merupakan simbolis, diharapkan untuk mendorong pelabuhan lain di Spanyol untuk mengikuti jejak yang sama. Hal ini diungkapkan oleh sekretaris OEPB, Josep Maria Deop, kepada Reuters pada hari Selasa.

OEPB merupakan satu-satunya serikat di pelabuhan Barcelona dan memiliki 1.200 anggota.

Deop menyatakan bahwa organisasi perdamaian dapat memberikan bantuan dalam menentukan kontainer yang berisi peralatan militer.

Dia yakin ada pengiriman militer dari Barcelona karena pelabuhan itu "mengangkut semua jenis barang".

Organisasi yang dimaksud belum diidentifikasi dengan jelas, dan belum dikonfirmasi apakah mereka telah setuju untuk memberikan dukungan kepada serikat tersebut.

Pihak operator pelabuhan Barcelona menolak memberikan komentar, mengklaim tidak memiliki informasi terkait pengiriman peralatan militer.

Israel melancarkan operasi militer untuk menumpas Hamas di Gaza setelah serangan dari kelompok perlawanan Palestina pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang.

Israel kemudian membalas dengan serangan yang telah merenggut lebih dari 10.000 nyawa, menurut pernyataan resmi dari pejabat kesehatan di Gaza.

Spanyol telah melakukan ekspor peralatan militer senilai 1,3 miliar euro (sekitar Rp21,74 triliun) pada paruh pertama 2022, termasuk ekspor ke Israel senilai 9 juta euro, berdasarkan data terbaru.

Spanyol tidak memiliki rencana untuk mengekspor peralatan militer yang bersifat mematikan dan akan digunakan dalam konflik di Gaza, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita resmi EFE pekan lalu.

Serikat buruh pelabuhan Barcelona menyatakan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan, termasuk di Israel dan Palestina, serta melakukan boikot untuk melindungi warga sipil.

"Tidak ada alasan untuk membenarkan (tindakan yang) mengorbankan warga sipil," kata mereka.

Para pekerja pelabuhan Barcelona melakukan boikot yang pernah mereka lakukan pada 2011 karena konflik di Libya.

Mereka juga ikut membantu pengiriman bantuan kemanusiaan bagi Sahara Barat dan Nikaragua dalam beberapa dekade terakhir.