JAKARTA, CEKLISSATU - Domingo dan Glenda Aparentado berdiri berdampingan di ruang tamu mereka yang penuh sesak pada hari Jumat, mengucapkan selamat tinggal terakhir kepada putri mereka, Denice, yang berusia 24 tahun dan termasuk salah satu dari 27 orang yang tewas ketika kapal feri terbalik di dekat ibu kota Filipina.

27 orang tewas akibat kapal feri terbalik di perairan dekat ibu kota Filipina, Manila.

Domingo dan Glenda Aparentado orang tua dari salah seorang gadis yang tewas bersamaan dalam peristiwa tersebut harus rela berpamitan dengan anak mereka.

"Selama sembilan bulan aku membawanya di rahimku dan membesarkannya," ujar Glenda, berdiri di samping peti mati Denice yang telah dibawa ke rumah mereka di kota pesisir Binangonan sebelum pemakaman.

"Saya ingin ada keadilan, saya ingin tahu siapa yang harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi."

Denice diketahui sedang dalam perjalanan pulang setelah bekerja ketika angin kencang akibat Taifun Doksuri menghantam kapal di Danau Laguna pada Kamis sore.

Penjaga pantai mengatakan penumpang panik dan bergerak ke satu sisi kapal sebelum akhirnya terbalik. Otoritas telah berjanji untuk menyelidiki bencana ini dan mencari tahu berapa banyak orang yang berada di kapal tersebut.

Domingo selaku orang tua buru-buru menuju lokasi begitu mendengar berita tersebut dan menemukan jenazah putrinya di air. 'Saya mencoba segalanya namun dia meninggal.'"

"Menurut para korban yang selamat, kapal itu kelebihan muatan penumpang," kata Glenda. 

"Dalam situasi seperti ini, pihak penjaga pantai seharusnya tidak mengizinkan perjalanan ketika ada angin kencang." Imbuhnya.

Pasangan itu mengelus-elus sisi peti mati dan meletakkan foto yang menunjukkan Denice tersenyum mengenakan jubah akademik. Kerabat dan teman-teman berkumpul di sekitar ruang tamu, dapur, dan kamar di sebelahnya.