JAKARTA, CEKLISSATUChina melalui Menteri Luar Negeri, Qin Gang, membantah tuduhan yang mengatakan bahwa China menjebak negara-negara Afrika dengan utang.
 
Amerika Serikat (AS) adalah pihak yang telah berkali-kali menuduh China menerapkan jebakan utang pada negara-negara berkembang.
 
“Kontribusi China nyata dalam memperbaiki kehidupan rakyat Afrika. Kami tidak menerima label jebakan utang yang tidak masuk akal,” kata Qin dalam pidatonya saat berkunjung ke Ethiopia, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu 15 January 2023.

Baca Juga : Bandara Fatmawati Soekarno Didorong Jadi Bandara Internasional

Terkait situasi di Afrika, Qin Gang, mengutip data Bank Dunia, mengatakan, pemberi pinjaman multilateral menyumbang tiga perempat dari utang luar negeri Afrika dan harus memainkan peran lebih besar dalam menyelesaikan masalah pembayaran.

“Tidak ada negara, tidak ada orang yang berhak memaksa negara-negara Afrika dan orang-orang untuk memihak. Afrika harus menjadi panggung besar kerja sama internasional, bukan arena persaingan negara-negara besar,” ujar Qin.

Meski dituduh AS, Qin Gang tetap menyerukan peningkatan hubungan antara Beijing dan Washington. Menurut dia, kedua negara harus bisa saling bekerja sama dan hidup berdampingan.

Menurut Finance for Development Lab, biaya pembayaran utang eksternal negara-negara Afrika Sub-Sahara kemungkinan akan naik 50 persen pada 2026 dari tingkat 2019. Sebanyak 18 dari 54 negara di Afrika akan berjuang untuk membayar utang mereka.