MAKASSAR, CEKLISSATU - Fenomena Citayam Fashion Week menjalar ke beberapa daerah di Tanah Air. Tak hanya di Jakarta, kini remaja di Surabaya, Jawa Timur hingga Makassar, Sulawesi Selatan, mengadakan kegiatan serupa.

Citayam Fashion Week merupakan fenomena anak muda yang memanfaatkan zebra cross untuk unjuk busana laiknya model melakukan catwalk. Kegiatan ini dimulai ketika para remaja "Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok" (SCBD) berkumpul di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Selain di Surabaya, kini anak-anak muda di Makassar juga mengadakan kegiatan serupa di Center Poin Of Indonesia berjalan di zebra cross laiknya model melakukan catwalk. Tak hanya diikuti oleh para remaja, beberapa anak berusia lima tahun juga ikut dalam ajang yang dilabeli Makassar Fashion Week ini.

Namum Fashion Week di Makassar dikritik oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan. MUI menganggap fenomena tersebut berpotensi merusak moral generasi muda karena pakaian yang dikenakan tak sesuai syariat Islam.

Baca Juga : Baim Wong Resmi Cabut Permohonan Merek Citayam Fashion Week

Sekretaris MUI Sulsel, KH Muammar Bakri menyebut catwalk di zebra cross pun tak sesuai dengan kaidah agama serta budaya.

"Kalau berpotensi merusak moral ya melanggar prinsip-prinsip syariah," kata Muammar, Selasa 26 Juli 2022.

Muammar mengingatkan bahwa fungsi pakaian dalam syariat Islam adalah untuk menutup aurat. Akan tetapi, dia melihat pakaian yang dikenakan di Makassar Fashion Week tergolong banyak yang tak menutup aurat.

"Kalau pakaian itu bertentangan dengan nilai-nilai syar'i, misalnya membuka aurat, kelihatan aurat, maka itu juga berpotensi mendapat dosa," kata Muammar.

Menurut Muammar, Makassar Fashion Week bisa menerapkan prinsip syariah dalam pakaian yang dikenakan. Muammar mengatakan itu jauh lebih baik ketimbang busana yang mengumbar aurat.

"Kalau tidak melanggar prinsip-prinsip syariah itu bagus dipromosikan seperti pakaian islami. Itukan bagus," kata dia.