CIANJUR, CEKLISSATU- Pengrajin peti mati di Desa Murnisari, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, sepi pesanan.

Sepinya pembeli disinyalir karena angka kematian akibat Covid-19 di wilayah Cianjur terus menurun bahkan nihil. 

Nanang (51) seorang pengrajin peti mati di Kampung Bakom mengatakan saat ini pemesan peti mati untuk jenazah pasien yang terinfeksi Covid-19 sangat menurun drastis dibanding satu tahun ke belakang.

"Mungkin karena sekarang kan kasus Covid juga sudah landai dan bahan bakunya mahal serta susah," katanya kepada awak media, Kamis 23 Juni 2022.

Mengingat omzet penjualan peti mati menurun, ia terpaksa merumahkan sebagian pegawainya. 

"Karyawan dikurangi dari semula 30 orang, sekarang tersisa hanya 10 orang saja," ujarnya. 

Ia juga membandingkan disaat pandemi melanda Cianjur, penjualannya bisa mencapai 200 buah peti mati dalam sebulan. Namun saat ini tidak sampai 50 buah per bulan.

"Untuk saat ini dalam sebulan kami hanya bisa menjual kurang dari 50 peti mati," ujarnya.

Ia mengaku, pemesan biasanya berasal dari Bandung, Jakarta, Bekasi, Bogor, Cilegon dan kota-kota besar lainnya. Satu peti mati dijual seharga Rp 350 ribu-Rp 1 juta. 

"Tergantung motif peti itu sendiri, kalo jenis kayunya sih sama," pungkasnya.