BOGOR, CEKLISSATU - Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang pasti tidak asing di telinga masyarakat Bogor, Jawa Barat. Selain memiliki Gunung Batu Purba yang masih ada, Kecamatan Gunungputri juga termasuk ke dalam kecamatan papan atas dalam memberikan sumbangsih pemasukan kepada daerah.

Bagaimana tidak, kecamatan yang memiliki luas wilayah 60.87 kilometer persegi ini didominasi oleh pabrik-pabrik penghasil kebutuhan masyarakat lokal hingga global. Berkat aksesnya yang mudah karena memiliki tol dan merupakan bagian metropolitan jalur Jabodetabek serta Jagorawi, maka tidak heran bila perusahaan sekelas permen Yupi hingga Mobil Mercy memilih berinvestasi dan menciptakan ruang produksi di Gunungputri.

Ada sebab ada akibat, sebuah pernyataan dasar yang selalu hadir di tengah masyarakat. Begitu pun dengan Gunungputri, berkat banyaknya pabrik-pabrik, maka tidak heran bila di sepanjang perjalanan di Gunungputri Anda akan menemui truk-truk bermuatan besar seperti transformer yang juga memberikan sumbangsih kepada polusi.

Polusi, rasa gerah hingga terik matahari yang begitu menyayat kulit sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Gunungputri. Bahkan, ketika Tim Penelurusan Ceklissatu.com ingin menemukan Hutan yang konon masih terjaga, Kami harus memberanikan diri melawan kondisi itu semua di bawah terik matahari yang mencapai 32 derajat celcius (9/5/2022).

Namun, perjuangan itu semua terbayar ketika sampai di Sirah Dayeuh yang berlokasi di Desa Cicadas. Meski harus mencari karena lokasi yang tersembunyi di balik pemukiman warga, ternyata Sirah Dayeuh 180 derajat dari kondisi Gunungputri yang diceritakan di atas.

Memasuki kawasan Sirah Dayeuh, mata Anda akan disajikan suasana yang asri, pohon-pohon tumbuh alami. Dijaga dengan hati dan budaya penduduk pribumi. Pohon Beringin setinggi 20 meter serta deretan Pohon Andong yang menjadi pagar alam akan menyambut Anda ketika menginjakkan kaki di Sirah Dayeuh.

Pohon-pohon tetap tumbuh besar menjulang meski Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (Gitet) Gunungputri berada sangat dekat dengan kawasan Sirah Dayeuh.

Juru Pelihara Sirah Dayeuh, Sahali menjelaskan bahwa Sirah Dayeuh artinya adalah kepala sumber air. Air di Cicadas sampai Rawa Wanaherang berasal dari Sirah Dayeuh.

"Saya diamanahi oleh ayah saya yang bernama Almarhum Bapak Sain 80 tahun, untuk menjaga Sirah Dayeuh. Bapak saya juga amanah dari Kakek saya Almarhum Bapak Sariman 92 tahun dan uyut saya," kata pria yang sudah menjaga Sirah Dayeuh sejak empat tahun lalu.

Pria yang akrab disapa Ali tersebut juga menambahkan bahwa Sirah Dayeuh 7 Mata Air merupakan Patilasan dari Eyang Mangkunegaran dari Cirebon Tengah dan Eyang Tirta Negara dari Bogor.

"Hutan ini merupakan Tanah Adat, dulu luas hutan ini sampai 5 hektare sampai hutan bambu dan sekolah, sekarang tersisa sekitar 2 hektare. Saya diminta ngejaga aja, jangan sampai dijual. Kata Bapak saya di sini aja, urusan makan mah insyaAllah ada," tambahnya.

Untuk menjaga Sirah Dayeuh, Bapak Ali menyampaikan bahwa dirinya beserta warga selalu melakukan tradisi yang digelar setiap Maulud dan Muharam. "Sedekah bumi ada. Setiap Muharam, udunan warga untuk membeli makanan-makanan, yang paling utama adalah dua ekor kambing yang disembelih dan dimasak di sana," jelasnya.

Mata Air Purba

Apa yang ditanam, pasti akan dituai. Begitu pepatah menyampaikan pesan dalam kehidupan. Tidak hanya untuk manusia, ternyata pepatah itu pun berdampak pada Sirah Dayeuh. Pohon-pohon yang tumbuh subur, belum lagi hutan bambu yang beriringan dengan Sirah Dayeuh menghasilkan mata air yang jernih.

Hilir mudik masyarakat yang tahu datang ke Sirah Dayeuh, bukan hanya untuk mencari ketenangan dan kesejukan, namun juga untuk membersihkan badan dengan mata air yang ada di Sirah Dayeuh.

Bapak Ali menjelaskan bahwa 7 Mata Air yang ada memiliki khasiat masing-masing. "Sesuai kepengen yang punya hajat dari mulai untuk umum, dagang, mahaba sampai anti pantek saya mah perantara saja, ngikut yang punya hajat," jelasnya.

Air Sirah yang Berkasiat

Selain untuk membersihkan badan, beberapa orang mempercayai bahwa air yang berasal dari Mata Air Sirah Dayeuh memiliki khasiat tersendiri. Mul, pria asal Palembang yang telah tiga tahun mengidap penyakit penyempitan pada pembuluh di jantung memilih untuk berkunjung dan tinggal di Sirah Dayeuh. Setelah dirawat di rumah sakit dan menolak melakukan operasi, pria yang ditemui oleh Tim Ceklissatu.com tersebut bercerita bahwa salah satu sahabatnya merekomendasikan Sirah Dayeuh sebagai tempat pengobatan.

"Saya tidak mau dioperasi. Akhirnya saya ke sini. Di sini saya sudah tiga bulan karena ada sakit medis. Di sini saya mandi dan minum dari air di sini, selain itu saya juga tawasulan. Alhamdulillah sekarang saya sudah lebih baik," kata Mul.