BOGOR, CEKLISSATU - Ziarah kubur biasa dilakukan oleh Masyarakat muslim pada umumnya ketika usai sholat ied, mereka datang ke makam sanak keluarga yang telah meninggal. Usai berdoa sering makam yang didatangi diberi tanda dengan menyebar bunga yang terdiri dari berbagi jenis, atau yang lazim disebut oleh Masyarakat Bogor dengan istilah bunga rampe.

Seperti yang diungkapkan oleh Jufri (52 Tahun), pedagang bunga rampe musiman di kawasan pemakaman umun Jember, Desa Cigombong Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Bunga rampe biasanya terdiri dari bunga tujuh rupa, Mawar menjadi bunga utama yang harus ada, selain itu bisa ditambahkan jenis bunga lain seperti melati, dahlia, bahkan irisan daun pandan.

"kelopak Bunga itu di cabut satu persatu, lalu diaduk dan biasanya ditambah juga dengan irisan daun pandan, agar warnanya lebih beragam,"Katanya. Senin,2 Mei 2022.

Dia juga mengatakan, Untuk hari Lebaran, bunga rampe cukup laris terjual, pembelinya dari orang -orang yang mau berziarah ke makam.

"Harganya tergantung dari banyaknya bunga, mulai harga lima ribu rupiah sampai dua puluh ribu rupiah perbungkusnya," jelas Jufri.

Untuk hari Lebaran, sambungnya, penjualan bunga rampe cukup lumayan bisa sampai laku puluhan bungkus perharinya.

"Lumayan sih, modalnya sedikit, tapi memang untuk bunga mawar sekarang agak sulit didapat,"ungkap dia.

Wawan, pembeli bunga rampe mejelaskan, sebenarnya kalau berziarah, menabur bunga rampe tidak menjadi keharusan, hanya saja itu tanda kalau makam tersebut sudah diziarahi.

"Jadi kalau keluarga lain datang, mereka tahu kalau sudah ada yang datang, dan kedatanganpun bisa diprediksi karena tergantung bunga yang disebar masih segar atau sudah layu,"tutup dia.