JAKARTA, CEKLISSATU - Pemerintah akan melakukan akselerasi konversi motor listrik, setelah sebelumnya mendorong pabrikan otomotif untuk melakukan investasi kendaraan listrik di Tanah Air.

Hal ini dilandasi lantaran populasi motor sudah begitu banyak, sehingga program konversi motor listrik menjadi salah satu yang akan digenjot oleh pemerintah agar sejalan dengan Perpres No 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

"Saat ini di Indonesia ada sekitar 120.000.000 sepeda motor. Jika per satu motor menggunakan BBM 0,34 liter per hari dikalikan dengan 120.000.000, itu sama dengan 700.000 barel crude yang digunakan. Tetapi jika menggunakan motor listrik dia cuma isi ulang daya baterai saja," kata Arifin Tasrif, Menteri ESDM, dalam keterangan resminya, Rabu 21 September 2022.

Ia juga membandingkan pengeluaran pemilik kendaraan tersebut. Jika mengacu pada harga BBM Pertalite yang lama yakni Rp 7.650 per liter, maka biaya yang akan terkumpul adalah sebesar Rp 2,3 juta untuk membeli BBM.

Sedangkan bila ia menggunakan motor listrik, maka konsumen hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 585 ribu.

Di samping itu, dengan penggunaan kendaraan listrik maka akan ada penghematan besar bagi masyarakat, serta akan membantu pemerintah Indonesia dalam hal pengurangan devisa impor BBM atau Crude.

"Jika semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan motor listrik, maka diperkirakan, Indonesia akan membangun industri otomotifnya sendiri," ujar Arifin.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah telah ditetapkan untuk percepatan pelaksanaan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Salah satu percepatan dalam Inpres tersebut, melalui program konversi kendaraan bermotor bakar menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

"Saat ini program motor listrik masih dalam skala pilot project tetapi dalam program pilot project ini kita juga sudah mempunyai 4 bengkel tersertifikasi dan saat ini adalagi 40 bengkel lagi yang mengajukan untuk pelatihan bagaimana bisa melakukan konversi, ini akan terus ditumbuh kembangkan," tandas Arifin.