BOGOR, CEKLISSATU - Kebijakan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terus menuai sorotan publik. Pasalnya, banyak pihak yang menyatakan bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi belum tepat ditengah pemulihan kondisi masyarakat pasca Covid-19 baik secara ekonomi dan sosial.

Salah satunya dari kacamata Pengamat Ekonomi, Dr. Saefudin Zuhdi MM., yang menilai bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak pada meningkatnya inflasi harga komuditas pangan di masyarakat, bahkan inflasi tersebut diprediksi bisa tembus sampai 40 persen selama harga BBM bersubsidi tidak ada penurunan.

"BBM subsidi ini banyak dikonsumsi oleh kalangan menengah ke bawah, maka ini akan menjadi beban dan penghambat terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional. Jadi tidak akan efektif walaupun ada Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM, itu tidak akan berdampak banyak terhadap pertumbuhan ekonomi. Terlebih, harga minyak dunia juga sekarang sedang turun, lebih baik naikan BBM yang non subsidi yang jelas dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas," ucapnya kepada CeklisSatu.com pada Rabu, 7 September 2022.

Dr. Saefudin mengatakan, dampak inflansi terhadap harga komuditas pangan ini yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Sebab, lanjutnya, karena bergantung ke sektor transportasi. 

"Memang ada faktor lain sebagai alasan pemerintah menaikkan harga BBM diantaranya karena beberapa waktu lalu harga minyak dunia naik, yang diakibatkan perang Ukraina dan Rusia, kemudian terlalu tingginya subsidi pemerintah terhadap BBM, sehingga berat bagi APBN ditambah masih rendahnya penerimaan APBN belum sesuai target," ungkapnya.

Kendati demikian, Dr. Saefudin menegaskan, pemerintah harus mempunyai solusi terhadap berbagai dampak lainnya dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Misal, solusinya pemerintah menaikan ekspor dan menaikan harga BBM non subsidi. 

"Harga BBM yang bersubsidi seharusnya jangan dinaikan. Lebih efektif pemerintah menurunkan kembali BBM yang bersubsidi dan menaikan BBM yang non subsidi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk menaikan daya beli masyarakat juga mendorong pertumbuhan UMKM dengan kredit lunaknya," katanya.