JAKARTA, CEKLISSATU – Peningkatan ekonomi harus memperhatikan tiga hal penting, yaitu hilirisasi, digitalisasi, dan sustainabilitas.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara dalam Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).

Hilirisasi, kita meyakini bahwa transformasi ekonomi Indonesia, sumber utamanya dan tonggak utamanya adalah sumber daya alam kita. Kalau kita lihat seluruh bola dunia, tidak ada negara lain yang memiliki sumber daya alam yang sekomplit Indonesia. Kalaupun ada paling hanya 1-2 negara saja yang menyamai kita,” kata Suahasil, seperti dikutip dari keterangannya, Minggu 17 September 2023.

Baca Juga : Berdayakan Anak Muda Melalui Ekonomi Kreatif, Sandiaga: UMKM Harus Ada di Garis Depan

Hikirisasi, kata Suahasil, bukan tentang pelarangan ekspor, tapi hilirisasi sumber daya alam di dalam negeri adalah upaya untuk mengolah sumber daya alamnya lebih lanjut di dalam negeri sehingga menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

“Sejak beberapa tahun terakhir, hal ini sudah kita lakukan. Kita ingin sarjana ekonomi semua satu pemikiran. Kita dorong hilirisasi,” ujar dia.

Tantangan berikutnya yang harus diperhatikan dalam kemajuan ekonomi adalah digitalisasi.

Menurutnya, digitalisasi bukan hanya sekedar mengubah cara bekerja manual menjadi elektronik.

“Kalau digitalisasi di masa lalu mungkin hanya kita pahami sebagai proses bisnis yang manual didigitalkan, tapi masa depan kita digitalisasi bahkan mengarah kepada inteligensia buatan, artinya dunia digital yang bisa memberi rekomendasi dan bisa berpikir sendiri,” tuturnya.

Tantangan terakhir yang harus diperhatikan adalah mengenai sustainabilitas.

Hal itu berkaitan erat dengan upaya transformasi menuju ekonomi hijau Indonesia. Indonesia sudah menyampaikan komitmen untuk mengurangi emisi karbon dalam bentuk national determined contribution (NDC), dimana Indonesia berkontribusi secara global mengurangi emisi CO2 dengan target pengurangan 29 persen hingga 31,89 persen dengan usaha sendiri, atau 41 persen bahkan hingga 43,2 persen melalui dukungan internasional.

“Terus ada janji kedua, net zero emission 2060 atau lebih cepat. Harus kita deliver. Nah untuk mendeliver itu kita akan melakukan semua yang diperlukan termasuk melakukan transisi energi,” tutup dia.