JAKARTA, CEKLISSATU – Gejolak ekonomi global berimbas pada penurunan kinerja ekspor Indonesia. Pelemahan pada sisi permintaan memicu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di industri kecil, terutama pada industri tekstil. 

"Pelemahan permintaan global ini, tentu akan menahan laju ekspor Indonesia ke depan. Kondisi ini juga mulai berdampak pada beberapa industri, khususnya terkait dengan sektor tekstil dan produk tekstil," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Senin 7 November 2022.

Baca Juga : Sri Mulyani Hadapi Ancaman Gelombang PHK Massal Pakai Bansos, Efektif?

Pelemahan permintaan tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat kinerja ekspor September 2022 sebesar 24,80 miliar dollar AS atau turun 10,99 persen dibanding ekspor Agustus 2022. 

Selain itu, kondisi ketenagakerjaan dalam negeri saat ini belum kembali pada sebelum pandemi Covid-19. Meskipun berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran pada Agustus 2022 menurun jadi 5,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,49 persen. 

Berdasarkan penurunan tingkat pengangguran itu, kata Airlangga, menunjukkan kondisi keadaan ketenagakerjaan tetap membaik, seiring dengan membaiknya perekonomian. 

"Penguatan ekonomi juga dari peningkatan rata-rata upah, yang pada Agustus 2022 mencapai Rp 3 juta, dibandingkan Agustus 2021 maka naik sebesar 12,22 persen," jelasnya.