JAKARTA, CEKLISSATU - Keadaan ekonomi global sedang melemah, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan, Indonesia jangan lengah. 

Hal itu dikatakan Sri Mulyani usai pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Gujarat, India. 

G20 merupakan pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20. Pada pertemuan kali ini masing-masing dari menteri keuangan dan gubernur bank sentral membahas mengenai perkembangan ekonomi dunia dan kondisi negaranya. 

Sayangnya, kondisi ekonomi global belum kembali ke kondisi normal. Alih-alih bangkit, ekonomi global malah melemah.

Baca Juga : Sri Mulyani Sebut Pemerintah RI Sudah Lunasi Utang ke IMF

"Suasananya tidak dalam suasana yang cukup baik, banyak yang menggambarkan kondisinya melemah meski diakui pelemahannya tidak seburuk seperti yang diprediksikan tahun lalu," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers ABPN Kita Edisi Juli 2023, dikutip pada Selasa 25 Juli 2023.

Pelemahan ekonomi global itu tergambar dalam Purchasing Managers' Index (PMI) yang kontraktif di banyak negara maju. 

Sri Mulyani menyebut, sebanyak 61,9% negara-negara di dunia mengalami kontraksi PMI. Negara tersebut a.l. AS, Eropa, Jerman, Inggris, Jepang, Perancis, Italia, Afrika Selatan, Brasil, Singapura dan Malaysia.

"Artinya PMI-nya di bawah 50 dan ini negara-negara yang memiliki peran besar terhadap ekonomi dunia, yaitu Amerika, Eropa, Jerman, Prancis, Jerman, Jepang, Korea," jelas Sri Mulyani. 

Negara-negara tersebut, kata Sri Mulyani, adalah negara yang memiliki pengaruh besar pada perdagangan dunia.

Baca Juga : Dorong Peningkatan Ekonomi, Pemkot Ajak UMKM Daftar SIMDAKOP UMKM

"Sehingga PMI dari negara-negara ini patut kita waspadai. Apakah ini kecenderungan akan terus melemah dan tentu pada akhirnya mempengaruhi kondisi kinerja perekonomian global," ujar Sri Mulyani. 

Sementara itu, sebanyak 14,3% negara-negara global mengalami ekspansi yang terus terakselerasi. Negara tersebut a.l. Indonesia, Turki, dan Meksiko.

"Artinya Indonesia terus bertahan pada posisi ekspansi dan bahkan sekarang posisi akselerasi sementara sebagian besar negara-negara yang merupakan pelaku ekonomi dunia mengalami deselerasi," lanjut Sri Mulyani. 

Kendati Indonesia masih lebih baik, dia meminta semua pihak tetap waspada. Pasalnya, rembesan global ini telah muncul di Tanah Air.

Hal ini langsung terlihat pada data ekspor pada Juni 2023 yang turun 21,2% secara year on year (yoy). "Ekspor sampai Juni US$ 20,61 miliar ini kontraksi atau turun 21,2% dibandingkan tahun lalu," tutup Sri Mulyani.