JAKARTA, CEKLISSATU - Pertanian merupakan salah satu sektor basis kekuatan negara. Tidak ada satupun negara maju yang tidak memiliki kedaulatan pangan

Hal itu membuat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyelenggarakan seminar online Ngobrol Bareng Legislator dengan tema: “Digitalisasi Produk Pertanian dalam Mendukung Kedaulatan Pangan”, Jumat 24 Maret 2023.

Anggota Komisi I DPR RI, Mohammad Idham Samawi mengatakan, kedaulatan pangan sudah semestinya dicanangkan di Indonesia. 
Baca Juga : Pemerintah Gelontorkan Rp860 Miliar untuk Ketahanan Pangan

Menurutnya, ketahanan pangan adalah bentuk ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat tetapi kita tidak peduli sumber pangannya dari mana. 

“Jika negara kita mencanangkan kedaulatan pangan, maka pangan tersedia dengan cukup dan dihasilkan oleh putra putri bangsa itu sendiri,” katanya. 

NKRI sangat luas dan memiliki berbagai macam sumber pangan, dari Sabang sampai Merauke NKRI memiliki banyak sekali ladang yang bisa dimanfaatkan. 

“Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk kita tidak mencanangkan kedaulatan pangan untuk Indonesia,” lanjutnya. 

Sementara itu, dosen Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ali Agus mengatakan, untuk menciptakan digitalisasi produk pertanian, perlu melibatkan generasi millennial yang fasih dan aktif dalam perkembangan teknologi. 

Hal tersebut karena generasi millennial memiliki sikap entrepreneurial, ambisius, berpola fikir bebas dan impulsive sehingga dapat membantu produk pertanian baik menajdi konsumen maupun produsen.

“Jika generasi millennial menjadi produsen maka ada beberapa hal yang akan mereka lakukan seperti adopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” ujarnya. 

Menurutnya, jika generasi milenial menjadi produsen, maka teknologi aka diadopsi dalam meningkatkan produktivitas pertanian, produksi hasil pertanian sehat, aman dan ramah lingkungan.

Selanjutnya, Bonny Prasetia (Direktur Utama Sinergi Live mengatakan, tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat saat memasuki era digital adalah pendidikan karakter. 

“Kemampuan mencerna informasi yang positif yang masuk dalam diri seseorang dipengaruhi oleh pendidikan karakter. Jika masyarakat ingin berkembang maka perlu adanya pendidikan karakter agar dapat menyikapnya,” ucap Bonny. 

Selain itu, peluang era digital yang dapat dilihat adalah generasi muda yang mampu menguasai pasar dan teknologi digital di genggaman mereka.

Terakhir, Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital.“Diperlukan kolaborasi yang baik masyarakat dengan pemerintah agar masyarakat tidak tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital,” tutup Semmy, sapaan akrabnya.