JAKARTA, CEKLISSATU - Indonesia memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah tertinggi, yang diuntungkan dengan jumlah pondok pesantren yang mencapai 37 ribu dan lebih dari 4,8 juta santri yang tersebar di berbagai wilayah. 

Hampir 40% dari total pesantren memiliki potensi secara ekonomi, baik di bidang pertanian, peternakan, perikanan, serta usaha mikro kecil.

“Besarnya potensi ekonomi dalam ekosistem pondok pesantren tersebut, dinilai mampu mendukung salah satu upaya pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan melalui pengembangan ekonomi berbasis pesantren, yang dapat meningkatkan aktivitas keuangan dengan memanfaatkan layanan keuangan formal,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keterangannya, Kamis 6 April 2023.

Baca Juga : Pertumbuhan Ekonomi 6%-7%, Suharso: Indonesia Keluar dari Status MIT

Inklusi keuangan sendiri, kata Airlangga, diyakini mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi, menurunkan kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan antarindividu dan antardaerah.

Dalam mengakselerasi upaya inklusi keuangan tersebut, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 untuk mendukung perluasan akses keuangan kepada masyarakat dengan memperkuat koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemda, Industri Jasa Keuangan, Organisasi Masyarakat, serta lembaga pendidikan seperti ponpes pada berbagai segmen sasaran, salah satunya adalah santri dan pemuda.

"Tentu pendidikan pesantren menjadi penting terutama untuk mendorong kewirausahaan dan hanya dengan praktik langsung kewirausahaan bisa disejajarkan jadi tidak hanya dengan teori tapi langsung berpraktik, tutup Airlangga.