BOGOR, CEKLISSATU - Marilah kita untuk secara bersama silih dukungan untuk mencegah kerusakan Bumi dengan melestarikan lingkungan hidup. Tak kalah pentingnya adalah para elit dan politisinya berkomitmen untuk mengurangi sampah dalam bentuk menanggalkan cara-cara kampanye menggunakan media luar ruang, kemudian beralih pada digitalisasi media cetak maupun online untuk berkampanye. 


Hal ini disampaikan oleh Sabilillah, Aktifis Lingkungan Hidup, Ekologi, dan Konservasi, Bogor, Jawa Barat, kepada Awak Media melalui selular, Kamis 13 April 2023.


Dirinya memprediksi akan terjadi lonjakan volume sampah di Kabupaten Bogor pasca pesta demokrasi pada tahun 2024 mendatang. Sehingga, diperlukan komitmen bersama terhadap kepedulian segenap politisi dan mesin-mesin politik untuk menahan diri dalam menggencarkan program maupun strategi kampanye di lapangan yang memanfaatkan media luar ruang di wilayah Kabupaten Bogor. 

Baca Juga : Anti Ribet, Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan dapat dilakukan Secara Online


"Masalah kita klasik, yakni sampah, pencemaran lingkungan hidup, udara, sungai, setu, hutan, dan eksploitasi sumber daya alam. Marilah kita berk9mitmen dari hal termudah untuk mengurangi dan memilah sampah. Akan lebih baik lagi turut andil mencegah pencemaran serta kerusakan alam lingkungan perkotaan maupun pegunungan," ajak Sabilillah, yang berslogan Dari Lereng Gunung Bebersih Bogor 2024. 


Sabilillah menyampaikan, bahwa pada Pemilu 2024 diperkirakan kurang dari 8.000 calon legislatif dari 24 Partai Politik yang siap bertarung berebut kursi wakil rakyat yang tersebar 80 daerah pemilihan yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah Calon Presiden dengan mesin-mesin politiknya. 


"Apabila satu orang caleg mendistribusikan masing-masing 10.000 baliho, poster, spanduk, kartu nama, dan alat peraga lainnya yang masif dan akan memenuhi sudut dan sepanjang jalan hingga pelosok kampung, maka bukan rimbun oleh pepohonan negeri kita yang subur makmur ini," ujarnya. 


Ia menambahkan, di Kabupaten Bogor akan terjadi penumpukan sampah pasca Pemilu 2024, sementara Dinas Lingkunga Hidup dengan daya dukung pengangkutan dan TPS/TPA Sampah hingga saat ini pun masih jauh dari memadai. Limbah-limbah berbahan dasar plastik maupun bahan berbahaya lainnya juga akan memenuhi TPS atau TPA yang kemudian menjadi problem lingkungan.


"Bahan plastik dan bahan berbahaya lainnya sudah jelas akan menjadi masalah. Semisal, Baliho, poster, spanduk dan sejenisnya pada umumnya memiliki bahan dasar plastik jenis vinil, polimer, polypropylene, nilon, dan polyethylene terephthalate," ungkapnya. 


Sabilillah pun mengajak seluruh Parpol yang ada di Kabuoaten Bogor berkomitmen secara bersama sama untuk melakuokan tata kelola sebagaimana sampah plastik, mulai dari pemanfaatan kembali melalui daur ulang dengan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan kelestarian alam.  


"Tidak jarang kita lihat pemasangan alat peraga merusak pohon dan membuat kumuh lingkungan. Jadi sudah saatnya Parpol mengedepankan pengarustamaan pembangunan lingkungan. Para kadernya dibimbing untuk sadar lingkungan sehat, aman dan nyaman sebagai wujud kepedulian beroolitik terhadap kelangsungan lingkungan dan kehidupan yang aman dan sehat," ajaknya. 


Ia mengungkapkan Berdasarkan data yang bersumber dari akun resmi Open Data Jabar pada tahun 2019, sampah di Kabupaten Bogor tembus mencapai angka 2914.65 ton per hari.  Sedangkan data hasil penelitian yang diperoleh dari aktifis dan akademisi menyebutkan tentang estimasi volume sampah di Kabupaten Bogor berdasarkan data penduduk Kabupaten Bogor dari hasil analisis dengan proyeksi penduduk pada tahun 2030 sebanyak 
6.127.159 jiwa, cenderung akan terjadi peningkatan volume sampah 735.258 
m3 per hari.