JAKARTA,CEKLISSATU - FA Italia (FIGC) memutuskan untuk menghukum Nicolo Fagioli, Gelandang Juventus itu dilarang bermain selama tujuh bulan akibat ketahuan terlibat judi sepakbola ilegal.

Fagioli dikenai denda sebesar 12.500 euro atau sekitar Rp 208 juta karena melanggar Pasal 24 FIGC, UEFA, dan FIFA terkait judi.

Selain itu, Fagioli juga diwajibkan melaksanakan hukuman sosial selama lima bulan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang risiko dari perjudian online ilegal dan membantu para pecandu agar terlepas dari kebiasaan buruk ini.

FIGC akan mengawasi kepatuhan Fagioli terhadap tindakan komutatif ini dan memiliki hak untuk mengakhiri kesepakatan jika ketentuan tersebut tidak dipenuhi.

Tak sendirian, Fagioli menyebut dua rekan senegaranya yang terlibat, yakni Sandro Tonali dan Nicolo Zaniolo.

FIGC pun langsung bertindak cepat setelah mengadakan penyelidikan.

Sandro Tonali dan Nicolò Zaniolo telah dimintai keterangan oleh polisi di kamp pelatihan Italia minggu lalu.

Fagioli lewat akun Instagramnya menyampaikan permohonan maaf pada fans Juventus atas apa yang ia perbuat.

"Saya pikir saya akan memulai dengan meminta maaf bukan hanya kepada penggemar Juventus, tetapi kepada semua penggemar di dunia sepak bola dan olahraga atas kesalahan naif yang saya buat," kata Fagioli di akun Instagramnya pada Rabu.

"Sebaliknya, saya terpaksa harus memulai dengan hal-hal menjijikkan yang ditulis oleh surat kabar dan orang-orang tentang saya, hanya untuk menciptakan citra buruk dengan seribu kebohongan, atau lebih tepatnya, hanya untuk mendapatkan sedikit penayangan lebih."

Hukuman Fagioli lebih ringan dari dugaan awal sekitar tiga tahun, karena Fagioli dinilai kooperatif dengan pihak berwenang.

Sementara, Presiden FIGC, Gabriele Gravina, mengatakan bahwa pemain yang kecanduan judi memerlukan bantuan daripada sanksi berat.

"Pemuda-pemuda ini seperti anak-anak bagi saya dan mereka tidak boleh menjadi domba-domba yang dikorbankan seperti yang mereka alami sekarang. Itu bukan cara berperilaku yang sipil di negara yang beradab," kata Gravina. 

"Di Italia, ada penyakit: kecanduan judi adalah wabah sosial, bukan hanya dalam sepak bola Italia. Ada 5,1 juta orang yang bermain dan 1,5 juta yang menderita. Tidak mengherankan jika beberapa dari mereka juga terlibat dalam sepak bola.

"Kami tidak akan mundur. Tetapi kami tidak hanya ingin menghukum - dan mereka yang membuat kesalahan akan dihukum - semua orang yang meminta bantuan akan mendapatkannya. FIGC tidak hanya akan menghukum, tetapi juga mendukung proses pemulihan."