BOGOR, CEKLISSATU - Dibentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) diharapkan Bupati Bogor, Iwan Setiawan bisa memberikan andil dalam upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Bogor. 

Hal itu dikarenakan kondisi geografis Bumi Tegar Beriman yang dianggapnya cukup rentan bencana alam. Dimana adanya aktivitas iklim, geologi maupun vulkanologi di Kabupaten Bogor. Sehingga, keberadaan FPRB bisa berperan penting dalam melakukan edukasi dan sosialisasi kebencanaan, pemetaan risiko bencana, serta kesiapsiagaan menghadapi bencana.

“Saya harap FPRB dapat terus meningkatkan kapasitas, memperkuat sinergi dan kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan agar dapat berkontribusi nyata dalam upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Bogor,” ungkap Iwan Setiawan.

Baca Juga : Tak Ada Ganjil Genap di Jakarta Hari Ini, Puncak Tetap Berlakukan

Dirinya pun mencontohkan, kondisi bencana longsor yang terjadi di tebing di Villa The Spring Living Water di Jalan Cikopo Selatan, Kampung Waru Doyong RT 04/01 Desa Kuta, Kecamatan Megamendung belum lama ini.

Iwan Setiawan justru merasa aneh dan bingung dengan longsor yang terjadi di wilayah tersebut. Pasalnya, bencana longsor itu melanda disaat kondisi cuaca sedang kemarau, ditambah kawasan Puncak dan sekitarnya pun tidak turun hujan selama sepekan terakhir.

“Saya juga bingung nih. Berdasarkan kajian Pusat Vulkanologi, daerah rawan pergeseran tanah (di Kabupaten Bogor) itu di wilayah barat dan timur, karena di sana banyak material cadas atau tanah lempung. Nah ini yang terjadi di selatan ini sampai jalan terangkat, seperti di Sukamakmur atau di Leuwiliang. Apakah ada gejala gempa atau ada patahan di bawahnya,” ungkapnya.

Untuk itulah, Iwan pun mengharapkan gerak langkah preventif dan kolaboratif antara pemerintah, swasta, organisasi dan seluruh elemen masyarakat perlu terus ditingkatkan untuk mengantisipasi, memitigasi, serta meminimalisir dampak kerugian dari kejadian bencana di Kabupaten Bogor.

“Semoga FPRB dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya sebagai mitra strategis pemerintah dalam upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Bogor,” ujar Bupati.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman menjelaskan, untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana pada saat pra bencana, yang sesuai dengan tatanan nilai-nilai yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, diperlukan penyelenggaraan penanggulangan bencana yang terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.

“Sebagai upaya pengurangan risiko bencana dan untuk mewujudkan ketangguhan bencana di Kabupaten Bogor, maka perlu dibentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Bogor,” jelas Asep.

Asep menambahkan, dalam upaya pengurangan risiko bencana di daerah, FPRB dapat melaksanakan peranan antara lain, advokasi regulasi, kebijakan, penganggaran, dan evaluasi pengurangan risiko bencana serta isu lintas sektoral yang terkait.

“Selanjutnya, manajemen pengetahuan pengurangan risiko bencana dan isu lintas sektoral yang terkait. Penggalangan partisipasi multi pihak dalam pengurangan risiko bencana, dan pengembangan organisasi FPRB di daerah,” ujarnya.