BANDUNG, CEKLISSATU -Puluhan warga binaan di Rutan Bandung, yang berstatus narapidana dan tahanan menjalani pengajian rutin di Masjid Al Hidayah, baik warga binaan tua, muda berkumpul duduk bersila membaca Quran dan ada juga yang masih  membaca Iqro.  

Muhammad Raihan salah satu narapidana yang dipercaya sebagai pengajar di Majelis Taklim Al Hidayah Rutan Bandung mengatakan, apalagi selama Ramadan full  kegiatan di Rutan Bandung diisi dengan kegiatan keagamaan.


"Alhamdulillah Ramadan ini kami adakan kajian rutin dan halaqah Al Qur'an, tahsin juga kita ajarkan," kata Muhammad Raihan, Senin (3/4/2023). 

Baca Juga : Marak Prostitusi Online di Bogor, Polisi Ringkus 2 Pelaku Mucikari


Raihan mengatakan, ada setidaknya 50 narapidana yang menjadi santri belajar membaca Alquran.


Meksipun rata rata banyak yang belum bisa membaca Al-Quran, sehingga harus memulainya dengan iqro. Sedangkan bagi yang sudah lancar dan bagus bacaannya diperbantukan untuk ikut mengajar. Para narapidana ini kata Raihan datang dengan sendirinya untuk belajar membaca Al- Quran.


"Ada yang belum pernah belajar (Alquran) sama sekali. Ya mereka sendiri yang mau datang, ya intinya kita harus sabar mengajari mereka dari nol," ungkap pria yang sudah tiga tahun mendekam di Rutan Bandung ini.


Setelah pengajian, sambung Raihan kegiatan dilanjutkan dengan kajian rutin. Rutan mengundang ustad dari luar untuk mengisi kajian setiap hari.


"Ada kajian tauhid, fiqih dan hadits. Ada temanya. Seperti hari ini sedang membahas fiqih salat," ungkapnya. 


Sementara itu menurut Ato Rusmanto salah satu narapidana di Rutan Bandung yang ikut serta mengaji mengatakan, sudah lima bulan dirinya belajar mengaji di Rutan Bandung.


"Saya di luar (rutan) belum bisa baca Quran sama sekali. Makanya saya masuk majelis taklim Al Hidayah supaya bisa baca Quran," ungkapnya.


Ato kemudian belajar dari tahap iqro, setelah tiga bulan ia naik ke Alquran.


"Ya harapannya setelah keluar bisa baca Quran, bisa ngajarin anak di rumah," ungkap pria yang divonis empat tahun tiga bulan karena kasus Narkoba ini.


Kepala Rutan Kelas I Bandung Suparman menjelaskan, di bulan suci Ramadan ini pihaknya menghidupkan nuansa Ramadan dengan full kegiatan Islam.


"Mulai jam 10 pagi ada pesantren kilat. Kegiatannya diisi salat sunah, membaca Alquran, kemudian kajian rutin yang diisi ustad dari luar yang kami sudah kerja sama. Lalu dilanjutkan salat zuhur berjamaah," ungkap Karutan Suparman. 


Kegiatan dilanjutkan saat berbuka puasa, salat magrib dan isya. Kemudian tarawih berjamaah di Al Hidayah. Masjid tersebut bisa menampung 400 warga binaan yang hendak salat.


"Karena kapasitas (masjid) terbatas kami gilir. Setiap hari gantian per blok. Kalau misalnya hari Senin yang tarawih warga binaan yang salat blok A. Maka di hari Selasanya yang tarawih dari blok B, begitu seterusnya," kata Suparman. 


Setelah salat tarawih, narapidana yang ingin tadarus Alquran diperbolehkan hingga pukul 21.00 WIB.


"Tadarus tiap malam setelah salat tarawih ada 10 orang tadarus. Minimal satu malam satu juz dibaca mereka," ungkapnya. 


Suparman mengatakan, pihaknya sengaja menghidupkan suasana Ramadan, sehingga warga binaan bisa banyak berkegiatan positif.


"Dengan harapannya setelah bebas, narapidana bisa melanjutkan kehidupan yang baik berbekal ilmu agama yang didapat dari rutan."katanya.