BANDUNG, CEKLISSATU - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui, banyak Al-Quran inventaris Masjid Raya Al-Jabbar hilang dan disinyalir dibawa oleh pengunjung.


Dia mengatakan, tepatnya jumlah kehilangan lebih dari seribuan Al-Quran dan bukan tujuh ribu seperti yang disampaikannya belum lama ini. Menanggapi hal ini, dia tetap mencoba berpikir positif terkait hilangnya inventaris Masjid Al-Jabbar tersebut.


"Itu fakta, kehilangan. Angkanya saya koreksi tapi datas seribu. Mungkin mereka sangat mencintai Al-Quran, ingin membaca. Mungkin dibaca dirumah lebih nyaman. Tapi itu kan properti Al-Jabbar, kalau mau beli bisa di online. Itu untuk dibaca ditempat. Inventaris masjid," Kata Ridwan Kamil kepada wartawan.

Baca Juga : Sebanyak 11 Ribu Pelamar Kerja di Bandung Mengadu Nasib di Job Fair 


Lebih lanjut dia mengatakan, sejatinya properti Al-Quran milik Masjid Raya Al-Jabbar telah dilakukan antisipasi berupa pelabelan. Meski nyatanya kehilangan tetap terjadi. 


Kendati demikiam, Emil meyakini kejadian ini tidak akan terulang seiring dengan adanya edukasi dan sosialisasi yang dilakukan terkait barang kepemilikan Masjid Raya Al-Jabbar.


"Sudah diantisipasi dengan sablon, properti Al-Jabbar. Tergantung keimanan masyarakat. Al-Jabbar harus diapresiasi sudah tertata, butuh waktu. Ini juga sama. Setelah diberitakan, orang berpikir. Mungkin enggak dikasih tahu saja. Diedukasi bahwa itu properti Al-Jabbar untuk dibawa di tempat," ucapnya.


Sementara terpisah Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja menuturkan, Pemprov saat ini tengah melakukan inventarisir jumlah pasti Al-Quran yang hilang dengan melibatkan DKM Masjid Raya Al-Jabbar.


"Kami sedang menginventarisir kembali, berapa Al-Quran yang sudah terdata di Al-Jabbar. Saat ini kami sudah bekerjasama dengan teman-teman DKM, melihat ini semua," terangnya.


Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membawa barang apapun termasuk Al-Quran yang menjadi properti inventaris Masjid Raya Al-Jabbar.
 
"Saya mengimbau, kepada masyarakat Al-Quran tersebut adalah untuk di masjid bukan untuk dibawa pulang. Oleh karena itu jangan sebaliknya. Mudah-mudahan yang belum tahu, kembalikan saja. Kalau memang merasa terbawa," katanya.