BOGOR, CEKLISSATU - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menggelontorkan anggaran sebesar Rp7,5 miliar untuk menebus ijazah 2.500 siswa kurang mampu yang masih tertahan di sekolah swasta. 

Pembagian ijazah ini melibatkan orang tua dan siswa jenjang SMA/SMK, MA, MTs, dan SMP se-Kota Bogor, berlangsung di Ruang Paripurna Gedung DPRD Kota Bogor.

Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto mengatakan bahwa program ini merespons permasalahan ijazah yang tertahan, hasil dari kegiatan reses dan dialog DPRD dengan warga. 

Baca Juga : Pilkada 2024 Digelar 27 November, Berikut Ini Rancangan Jadwal yang Disusun KPU

Atang menekankan bahwa dana dari rapat badan anggaran dan TAPD dialokasikan untuk pelunasan biaya pendidikan ini, sebab pentingnya program tebus ijazah sebagai bentuk penghargaan bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan. 

"Program ini terbuka bagi warga Kota Bogor yang sekolah di Kota tersebut dengan syarat maksimal kelulusan empat atau lima tahun," ucapnya.

Politisi PKS ini menyoroti bahwa sebagian besar ijazah ditahan karena siswa memiliki tunggakan sekolah, terutama pada masa pandemi Covid-19 yang membuat banyak warga kesulitan secara finansial.

"Ini adalah upaya Pemkot Bogor dan DPRD untuk membantu pelunasan biaya tunggakan sehingga ijazah dapat diperoleh oleh siswa," jelasnya.

Lebih lanjut, Atang menyebut bahwa program tebus ijazah telah dilakukan sejak periode DPRD 2019-2024, sebagai respons terhadap fenomena ijazah yang ditahan pada akhir 2019. 

"Anggaran dan kuota program ini terus bertambah, bahkan mengalami peningkatan dua kali lipat pada tahun 2024 dibandingkan dengan 2022," ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengapresiasi program ini sebagai hasil kerja keras DPRD dalam memperjuangkan konstituennya. 

Menurut Bima, DPRD mulai dari penganggaran hingga penentuan nama-nama penerima, telah bekerja keras memastikan ijazah yang tertunda dapat dibantu.

"Saya mengapresiasi dan berterimakasih teman-teman dewan telah bekerja begitu keras sehingga memastikan ijazah yang tertunda itu bisa kita bantu," katanya.

Bima juga menekankan pentingnya program ini dalam mendukung pendidikan dan kesempatan kerja bagi siswa kurang mampu di Kota Bogor.