JAKARTA, CEKLISSATURumah Layanan Disabilitas adalah salah satu komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta terus berkomitmen untuk menciptakan kota yang inklusif, dan memenuhi pelayanan dan  perlindungan penyandang disabilitas

Salah satunya adalah dengan menghadirkan Rumah Layanan Disabilitas yang berada di kompleks Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Pengasuhan Anak Wiloso Proja di Gowongan Lor, Jetis.

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Indrawati mengatakan, Rumah Layanan Disabilitas yang mulai hadir sejak tahun 2022 dirasa belum optimal.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak seluruh perangkat daerah, komunitas non pemerintah serta organisasi yang bersinggungan dengan penyandang disabilitas dapat berkolaborasi membuat pusat data yang memudahkan para penyandang dalam mendapatkan pelayanan publik.

Indrawati mengatakan, untuk saat ini jenis layanan yang ada di Rumah Layanan Disabilitas masih terbatas pada aspek sosial dan ketenagakerjaan.

“Jenis layanan yang dilaksanakan antara lain layanan kedaruratan ODGJ fasilitasi alat bantu dan pelatihan bagi penyandang disabilitas dan keluarga. Sementara untuk aspek ketenagakerjaan, jenis layanan yang sudah difasilitasi yaitu konsultasi ketenagakerjaan, lowongan kerja dan pembuatan kartu pencari kerja,” kata Indrawati seperti dalam keterangannya, Jumat 23 Februari 2024.

Baca Juga : Penyandang Disabilitas Dapat Kesempatan Jadi Anggota Polisi, Komnas Perempuan: Semoga Berkelanjutan

Untuk meingkatkan optimalisasi pelayanan tersebut, Pemkot Yogyakarta menggandeng Lund University Swedia.

“Melalui forum ini, harapannya dapat menghasilkan kolaborasi dari berbagai stakeholder dalam memberikan layanan yang komprehensif bagi penyandang disabilitas. Terciptanya layanan data yang dapat dimanfaatkan serta mudah diakses bagi mereka,” beber Indrawati.

Sementara itu Kepala Bidang Pemerintah dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta, Agus Salim mengatakan, berbagai layanan publik telah diselenggarakan oleh beberapa perangkat daerah di Kota Yogyakarta.

Dalam pengembangan Rumah Layanan Disailitas diperlukan peningkatan kualitas pada layanan publik eksisting agar lebih inklusif dan aksesibel.

“Dengan menggandeng Lund University Swedia dan menyelenggarakan pelatihan sebagai sarana peningkatan kapasitas layanan, pemahaman terhadap subyek yang dilayani dan bagaimana melakukan pelayanan terhadap penyandang disabilitas dengan berbagai jenis dan tingkat disabilitas. Oleh karena itu, diharapkan dapat meningkatkan layanan publik khususnya di Rumah Layanan Disabilitas,” jelasnya.

Lund University memiliki program Co Design For Sustainable, Resilient and Inclusive Public Space and Services (CIPSS), dimana program ini terfokus pada perencanaan rencana yang dilakukan bersama-sama untuk menciptakan ruang dan layanan publik yang lebih inklusif yang mendukung pengembangan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan tangguh.

Program ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu pelatihan pendidikan secara online, presentasi lokakarya dan mempresentasikan proyek perubahan yang telah dirumuskan.

Senior Lecture in Lund University Sweden, Johanna Alkan memberikan apresiasi kepada Pemkot Yogyakarta yang sebelumnya telah melakukan kolaborasi yang sangat luar biasa dari berbagai elemen, mulai dari pemerintah, komunitas, organisasi masyarakat dan lainnya.

“Perubahan layanan disabilitas memerlukan perjuangan yang panjang dan sangat penting dalam menciptakan kerjasama dan kolaborasi yang baik untuk mengkoneksikan agar setiap fasilitas bisa lebih menciptakan kondisi penyandang disabilitas tidak merasa terdiskriminasi. Ini sangat menarik, kolaborasi yang ada di Kota Yogyakarta bisa dari berbagai elemen,” ujarnya.