JAKARTA,CEKLISSATU - Pakar kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Dokter Mulya Rahma, menjelaskan bahwa penanganan cacar monyet lebih sederhana dibandingkan dengan COVID-19. Hal ini disebabkan karena kebanyakan penderita cacar monyet menunjukkan gejala yang mudah terdeteksi.

"Sangat berbeda dengan COVID-19 yang penyebarannya melibatkan udara dan banyak kasus tanpa gejala. Cacar monyet memiliki gejala yang lebih jelas sehingga kasusnya lebih terdeteksi dan dapat diisolasi dengan cepat," kata dia dalam diskusi daring dengan tema “Waspada Cacar Monyet” di Jakarta, Kamis.

Pencegahan cacar monyet, kata dia, juga berbeda dari COVID-19. Dia menjelaskan bahwa virus cacar monyet tidak menyebar melalui udara, tetapi melalui kontak langsung kulit ke kulit atau droplet yang terkontaminasi, seperti menggunakan alat makan atau minuman yang telah digunakan oleh penderita.

"Jadi jangan melakukan kontak erat dengan penderita. Ketika memeriksa pasien cacar monyet, cukup dengan menggunakan sarung tangan dan masker bedah untuk memutus transmisi penyakit, setelah itu dilepas saja seperti biasa," ujarnya.

Meskipun seseorang mengalami infeksi cacar monyet sebelumnya, kemungkinan untuk terkena kembali masih ada, meskipun dampaknya tidak seberat pada kasus sebelumnya.

“Dampaknya tidak seberat pada kasus sebelumnya, kecuali bagi individu dengan sistem kekebalan yang rendah kemungkinan akan berdampak lebih berat,” kata dia.

Dia menjelaskan cacar monyet dapat menyebar dengan mudah melalui kontak, namun tindakan pencegahan yang tepat dapat secara efektif memutus mata rantai penularan.

“Ini berbeda dengan COVID-19 yang memiliki pola penularan dan deteksi yang lebih kompleks,” kata Mulya yang juga dokter spesialis anak itu.

Pada Selasa 28 November, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi jumlah kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia telah mencapai 59 kasus, dengan 36 kasus di antaranya telah sembuh.

Kementerian Kesehatan juga sedang melakukan pembelian 4.000 dosis vaksin Mpox untuk mengantisipasi perkiraan jumlah kasus yang dapat mencapai lebih dari 3.000 kasus pada tahun ini.