JAKARTA,CEKLISSATU - Harga gula yang terus naik membuat pemerintah berencana untuk melakukan impor. Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), akan segera mengimplementasikan rencana impor tersebut.

Dia menyebutkan bahwa realisasi impor gula konsumsi saat ini baru mencapai 26% dari kuota impor total sebesar 1 juta ton.

Angka 26% tersebut mencakup realisasi impor dari bulan Januari hingga Agustus 2023, yang mencapai 293.400 ton.

"Perintah Pak presiden untuk gula, pak dirjen dari Kemendag, realisasi impor kita hanya 26% sehingga secepatnya saudara-saudara kita yang memegang kuota impor harus merealisasikan importasinya, termasuk BUMN di bidang pangan RNI dan PTPN," kata Arief saat pembukaan Gerakan Pangan Murah (GPM), di Kantor Badan Pangan Nasional, Senin (16/10).

Arief juga meminta kepada perusahaan swasta yang mendapatkan kuota impor gula konsumsi untuk segera importasi. Ia menyoroti agar perusahaan swasta tidak hanya mengimpor saat harga gula sedang murah.

"Private juga sama hanya melakukan importasi kalau untung. Maka kalau harga di luar lebih tinggi mereka ngga melakukan importasi. Nggak begitu caranya. Importasi bukan cuma harga tetapi pemenuhan stok, sehingga tolong disampaikan kepada seluruh importir supaya melakukan penugasan seperti yang sudah disampaikan," tambahnya.

Arief meminta semua pihak yang telah diberikan kuota impor untuk segera merealisasikan. Ia menekankan bahwa para pengusaha tidak perlu merasa khawatir akan kerugian yang mungkin terjadi saat membeli gula dengan harga mahal di luar negeri.

"Harganya stabilisasi pangan di Badan Pangan Nasional akan me-review jadi nggak usah khawatir akan rugi. Jadi, tolong dipenuhi stoknya. Kita akan duduk sama-sama," jelasnya.