BANDUNG, CEKLISSATUAngin puting beliung menerjang daerah Rancaekek Kabupaten bandung dan Jatinangor Kabupaten Sumedang, pada Rabu (21/2/2024) sore.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat menyampaikan dampak kerusakan akibat angin puting beliung di wilayah tersebut.

Tidak hanya itu, bencana angin puting beliung ini juga menjadi perhatian Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, yang langsung menuju lokasi bencana.

Bey yang sedang dalam perjalanan pulang dari Kota Banjar, langsung mengecek lokasi terparah bencana tersebut. "Saya ke lokasi ini," ucapnya.

Baca Juga : Viral Video Angin Puting Beliung Terjang Bangunan hingga Kendaraan di Rancaekek Bandung

Upaya Bey menuju lokasi bencana mengalami kendala karena Jalan Raya Rancaekek-Bandung mengalami kemacetan padat akibat kawasan tersebut disapu puting beliung. "Saya naik motor," terangnya. 

Sementara itu, BMKG Jabar mendapatkan informasi terkait bencana angin puting beliung ini dari BPBD Sumedang, WhatsApp Grup dan media. 

"Angin puting beliung di wilayah Kec. Jatinagor Kab Sumedang sekitar jam 16.00 WIB (WAG Posko Info Relawan Bencana) dan Angin puting beliung merusak pagar PT Kahatex, Kec. Bandung Kulon, Kota Bandung, pada sore hari (Ig: bpbdsumedang)," begitu penjelasan BMKG Jabar.

Selain itu, disebutkan juga bagaimana kronologis dan dampak dari angin puting beliung tersebut. 

Baca Juga : 77 Rumah di Gunung Sindur Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

BMKG menyebutkan, angin puting beliung mengakibatkan atap rumah warga di Kecamatan Jatinangor berterbangan serta merobohkan pagar PT Kahatex, Bandung

Analisis cuaca Sementara, BMKG Jabar menyatakan suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat, mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, selaras dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang relatif basah yakni antara 45-95 persen. 

Kemudian, terpantau adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatera yang mengakibatkan terbentuknya area netral poin dengan area pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) berada di sekitar wilayah Jawa Barat. 

"Kondisi ini mampu meningkatkan pertumbuhan awan disekitar wilayah konvergensi dan belokan angin tersebut," lanjut BMKG. 

BMKG menyebut indeks labilitas berada pada kategori labil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jawa Barat berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal.